Bareskrim Polri Buru Fredy Pratama, Gembong Narkoba Kelas Kakap yang Dijuluki Pablo Escobar Indonesia

Bareskrim Polri Buru Fredy Pratama, Gembong Narkoba Kelas Kakap yang Dijuluki Pablo Escobar Indonesia

KABARINDO, JAKARTA – Bareskrim Polri masih memburu Fredy Pratama, gembong narkoba kelas kakap yang dijuluki sebagai Pablo Escobar Indonesia. Pablo Escobar adalah pemimpin kartel Medellin Kolombia yang menguasai perdagangan narkotika Amerika Selatan dari 1980-1990-an.

Dengan ratusan orang di dalam sindikat narkobanya, Fredy Pratama, yang memiliki beberapa nama samaran, menyelundupkan hingga 100-150 ribu kilo ekstasi ke Indonesia. Menurut Bareskrim Polri, narkoba yang diselundupkan Fredy berasal dari kawasan segitiga emas, dan dikirim oleh mertuanya yang merupakan kartel di Thailand.

"Narkoba dibeli dari segitiga emas, dikemas di Thailand dalam kemasan teh China dan dikirim ke Malaysia dan dikirim ke Indonesia," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa kepada awak media, Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Kawasan Segitiga Emas atau Golden Triangle adalah kawasan di Asia Tenggara telah menjadi pusat perekonomian opium yang berkembang pesat dan sumber penting narkotika bagi dunia. Kawasan Segitiga Emas yang terdiri dari tiga negara: Thailand, Laos, dan Myanmar, merupakan salah satu koridor penyelundupan narkoba terbesar di dunia saat ini.

Tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, penyelundupan narkoba dari Kawasan Segitiga Emas juga menyebar ke Asia Pasifik mulai dari Jepang hingga ke Selandia Baru.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2021 saja lebih dari satu miliar pil metamfetamine dari Segitiga Emas yang disita oleh otoritas di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Sindikat narkoba di kawasan ini kemudian berpindah ke negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, untuk memperluas jaringan penyelundupan mereka. Tak jarang, mereka kemudian membangun pabrik narkoba di negara yang mereka tempati.

Polri telah menggerebek Restoran Shanghai Place di Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang diduga merupakan aset milik Fredy Pratama. Sejauh ini polisi telah menahan 39 orang dan mengamankan barang bukti hingga 10,2 ton sabu dalam operasi pengungkapan gembong narkoba intrernasional yang tela berjalan sejak Mei 2023.