Cegah Kanker Serviks, Bio Farma dengan Pogi Perkuat Komitmen Kesehatan Perempuan Indonesia

Cegah Kanker Serviks, Bio Farma dengan Pogi Perkuat Komitmen Kesehatan Perempuan Indonesia

Direktur Pemasaran Bio Farma, Kamelia Faisal (kanan) Bersama Ketua Umum Pogi, Prof. Budi Wiweko (kiri) menandangani MoU (foto: istimewa) 

KABARINDO, JAKARTA - Dalam rangkaian acara Selamatkan Perempuan Indonesia (SPRIN): Synergy in Power, Rise of Indonesian Women, PT Bio Farma (Persero) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). 

Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis dalam peningkatan kualitas kesehatan perempuan Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Pemasaran Bio Farma, Kamelia Faisal, dan Ketua Umum POGI, Prof. Budi Wiweko, di Rumah POGI, Rabu (26/11/2025) di Jakarta. 

Ketua Umum POGI, Prof. Budi Wiweko, menegaskan bahwa kanker serviks masih menjadi urgensi kesehatan nasional.

"Menyelamatkan perempuan menjadi urgensi nasional, sebab ketika perempuan selamat dan sehat, bangsa pun ikut terselamatkan. Namun kenyataannya, saat ini kanker serviks masih menjadi pembunuh senyap lebih dari 20 ribu kematian setiap tahun, atau setara satu perempuan meninggal setiap 25 menit," ungkapnya dalam laman Bio Farma, Jumat (28/11/2025).

Kemudian Budi Wiweko menambahkan bahwa sebagian besar kasus dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin, namun keduanya belum banyak dilakukan sehingga lebih dari 70% kasus ditemukan pada stadium lanjut. 

Kolaborasi strategis ini mencakup riset, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan, edukasi publik, serta perluasan informasi seputar kesehatan perempuan, khususnya terkait pencegahan kanker serviks.

Direktur Pemasaran Bio Farma, Kamelia Faisal, menekankan bahwa kerja sama ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

“Kolaborasi Bio Farma dan POGI merupakan langkah penting dalam memperkuat upaya pencegahan penyakit, termasuk melalui edukasi yang lebih luas mengenai vaksin dan skrining HPV. Kami berharap sinergi ini menghadirkan dampak positif yang berkelanjutan bagi kesehatan perempuan Indonesia.” paparnya. 

Kamelia menambahkan, MoU ini menjadi fondasi bagi sinergi jangka panjang antara tenaga kesehatan profesional dan industri farmasi dalam membangun ekosistem kesehatan yang semakin kuat, terintegrasi, dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup perempuan Indonesia.

MoU ini menjadi langkah penting dalam mendukung agenda nasional menekan angka kejadian kanker serviks melalui perluasan akses vaksinasi HPV, peningkatan cakupan skrining, serta penyediaan informasi kesehatan perempuan yang lebih komprehensif dan berbasis ilmiah. (Karmila