Hampir 1400 Warga Rusia Ditahan Polisi

Hampir 1400 Warga Rusia Ditahan Polisi

KABARINDO, MOSKOW – Polisi di Rusia telah menangkap hampir 1.400 orang dalam protes anti-perang yang digelar di kota-kota di seluruh negeri setelah Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina.

Pemantau independen HAM Rusia, OVD-Info, melacak penangkapan para demonstran penentang perang dan menyatakan pada hari Kamis (24/2), “Lebih dari 1.391 orang telah ditahan di 51 kota.”

Lebih dari 700 orang ditangkap di Moskow dan sekitar 340 orang ditangkap di kota terbesar kedua Rusia, Saint Petersburg, kata pemantau itu.

Sejumlah aktivis Rusia di media sosial menyerukan agar orang-orang turun ke jalan setelah Putin melancarkan serangan di Ukraina pada dini hari Kamis.

Satu petisi, yang dimulai oleh seorang advokat hak asasi manusia terkemuka, Lev Ponomavyov, mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan dalam beberapa jam dan 289.000 pada akhir hari.

Senada dengan hal itu, lebih dari 250 jurnalis mencantumkan nama mereka di surat terbuka yang mengecam agresi tersebut. 

Petisi-petisi lain ditandatangani oleh sekitar 250 ilmuwan, serta 194 anggota dewan kota di Moskow dan kota-kota.

(Foto: Seorang pengunjuk rasa membawa karton bertuliskan "Putin - Nuremberg. Tak ada perang." Nuremberg adalah kota tempat pengadilan dan eksekusi petinggi-petinggi Nazi. -Reuters)

Beberapa selebritas dan tokoh masyarakat Rusia, termasuk beberapa yang bekerja untuk TV pemerintah, berbicara menentang serangan Rusia. 

Yelena Kovalskaya, direktur teater Moskow yang didanai negara, mengumumkan di Facebook bahwa dia berhenti dari pekerjaannya, dengan mengatakan "tidak mungkin bekerja untuk seorang pembunuh dan dibayar olehnya".

“Saya tahu bahwa saat ini banyak dari Anda merasa putus asa, tidak berdaya, malu atas serangan Vladimir Putin terhadap negara sahabat Ukraina. Tapi saya mendorong Anda untuk tidak putus asa,” kata aktivis hak asasi manusia Marina Litvinovich dalam sebuah pernyataan video di Facebook, menyerukan protes massal.

“Kami, orang-orang Rusia, menentang perang yang telah dilancarkan Putin. Kami tidak mendukung perang ini, ini dilakukan bukan atas nama kami," kata Litvinovich.

Komite Investigasi, sebuah badan pemerintah yang menyelidiki kejahatan-kejahatan besar, memperingatkan orang-orang Rusia pada hari Kamis lalu tentang konsekuensi hukum dari bergabung dengan unjuk rasa terkait dengan “situasi politik asing yang tegang”.

“Seseorang harus menyadari konsekuensi hukum negatif dari tindakan ini dalam bentuk penuntutan hingga pertanggungjawaban pidana,” kata petugas komite.

***(Sumber: Al-Jazeera; Foto: AP, Reuters)