IFC Dorong Pendanaan ENergi Terbarukan 10 GW di Negara Berkembang

IFC Dorong Pendanaan ENergi Terbarukan 10 GW di Negara Berkembang

KABARINDO, LONDON - Kelompok investasi International Finance Corporation (IFC) telah mendorong pendanaan proyek-proyek energi terbarukan lebih dari 10 GigaWatt (GW) di negara-negara berkembang.

IFC adalah salah satu lembaga keuangan pembangunan terbesar di dunia yang merupakan bagian dari Bank Dunia.

IFC punya portofolio investasi 64 miliar dolar AS di pasar negara berkembang.

Global Head of Mining IFC, Namrata Thapar, mengatakan kepada Reuters dalam wawancara di Reuters Next Conference bahwa portofolio energi IFC sekarang berjumlah sekitar 8 miliar dolar AS.

"Banyak proyek berada di yurisdiksi yang sulit dalam arti mereka mungkin terpencil, jauh dari saluran listrik," kata Thapar.

Tak hanya berinvestasi ke energi langsung, IFC juga menyediakan pendanaan untuk pertambangan, terutama bagi negara-negara berkembang.

"Beberapa dari keterlibatan kami termasuk menjadi jangkar untuk infrastruktur bersama yang penting seperti listrik, air dan kereta api ... (proyek pertambangan) dapat bertindak sebagai katalis untuk pembangunan semacam itu di pasar negara berkembang," kata Thapar.

Pangsa energi terbarukan seperti angin dan matahari sendiri diperkirakan akan berkembang lebih cepat ebberapa tahun ke depan.

Sebab, saat ini beberapa sektor sedang berupaya untuuk megurangi emisi gas rumah kaca.

Menurut laporan dari Badan Energi Internasional (IEA), investasi energi bersih tahunan di negara emerging markets dan negara berkembang perlu meningkat dari kurang dari 150 miliar dolar AS tahun lalu menjadi lebih dari 1 triliun dolar AS pada tahun 2030 untuk menempatkan dunia di jalur yang tepat untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Sumber berita: Antara

Foto: IFC