Kadin Sebut Ekonomi Indonesia Masih Akan Bertumpu ke Jakarta

Kadin Sebut Ekonomi Indonesia Masih Akan Bertumpu ke Jakarta

KABARINDO, JAKARTA - Rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur diyakini tak akan mengubah status Jakarta sebagai tumpuan ekonomi Indoneia.

Keyakinan itulah yang diutarakan oleh Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) DKI Jakarta, Diana Dewi.

“Saya yakin Jakarta tetap memegang peranan penting dalam ekonomi nasional,” kata Diana Dewi dalam diskusi publik terkait pemindahan IKN pada Senin (24/1/2022).

Menurut Diana Dewi, ekonomi Jakarta dan daerah sekitarnya berkontribusi 28-34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang menjadikannya pusat aktivitas ekonomi serta jasa di Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Tunjuk Telkom Sebagai Penyedia Infrastruktur Internet di Presidensi G20

Berdasarkan data Bappenas pada 2019, kontribusi Jakarta untuk nasional dari pusat perdagangan (20 persen), pusat jasa keuangan (45 persen), pusat jasa perusahaan (68 persen), pusat administrasi pemerintahan dan pertahanan (49 persen), pusat jasa pendidikan (27 persen), dan pusat industri pengolahan (10 persen).

Dengan kontribusi sebesar itu, Jakarta diyakini tetap jadi tumpuan ekonomi Indonesia meski status IKN bakal berpindah ke Nusantara.

Pada sisi lain, konsumsi rumah tangga di Jakarta yang turut memengaruhi kinerja Jawa (21 persen), Bali dan Nusa Tenggara (7 persen), Kalimantan (6 persen), Sumatra (5 persen), dan Sulawesi-Papua (4 persen) diprediksi akan menurun.

 

Pasalnya, industri padat karya diperkirakan akan ikut "angkat kaki" dari Jakarta dan kota satelitnya begitu status IKN beralih. Hal itulah yang membuat konsumsi rumah tangga bakal menurun seiring dipindahkannya PNS, TNI dan Polri.

“UMKM juga akan berkurang pangsa pasarnya karena kondisi ini harus benar-benar dapat dipikirkan bersama jalan keluarnya,” katanya.

Diana Dewi pun mengharapkan Jakarta bisa bertransformasi menjadi kota bisnis karena distribusi usaha di Jakarta didominasi lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 46,7 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum (16,72 persen), serta industri pengolahan (16,53 persen).

Dukungan terhadap sektor UMKM juga diperlukan karena porsi usaha sektor tersebut di Jakarta mencapai 93,46 persen.

Sumber Berita: Antara
Foto: Antara