Kebakaran Mematikan di Hong Kong, Puluhan Orang Tewas

Kebakaran Mematikan di Hong Kong, Puluhan Orang Tewas

Foto: CNN

KABARINDO, HONG KONG--Kebakaran dhsyat melanda beberapa blok gedung tinggi di sebuah kompleks perumahan di Hong Kong pada Rabu 26 November 2025, menewaskan sedikitnya 44 orang. Media melaporkan bahwa beberapa penghuni terjebak di dalamnya.

Api besar pertama kali membakar perancah bambu di beberapa blok apartemen perumahan Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah distrik di bagian utara pusat keuangan Cina, sebelum akhirnya melahap bagian-bagian lain bangunan tersebut.

Seorang reporter mendengar suara retakan yang keras, kemungkinan berasal dari bambu yang terbakar, dan melihat kepulan asap tebal mengepul dari setidaknya lima dari delapan bangunan di kompleks perumahan tersebut saat api dan abu membumbung tinggi ke langit.

"Tidak ada yang bisa dilakukan untuk properti ini. Kami hanya bisa berharap semua orang, tua maupun muda, dapat kembali dengan selamat," ujar seorang warga Tai Po bermarga So, 57 tahun, seperti dikutip RFI di dekat lokasi kebakaran.

"Ini memilukan. Kami khawatir ada orang yang terjebak di dalamnya."

Kebakaran tidak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah gelap, dengan api di dalam gedung-gedung pencakar langit memancarkan cahaya jingga yang menakutkan ke gedung-gedung di sekitarnya.

Polisi sebelumnya mengatakan telah menerima laporan tentang warga yang terjebak di dalam gedung, menurut laporan media Hong Kong.

Petugas di lokasi kejadian mengatakan dengan syarat anonim bahwa mereka tidak dapat memastikan apakah masih ada warga yang terjebak di dalam gedung hingga malam tiba. Ia menambahkan bahwa "petugas pemadam kebakaran tidak dapat masuk".

Dinas Pemadam Kebakaran pemerintah menyatakan 13 orang tewas, termasuk sembilan orang di lokasi kejadian dan empat orang yang telah dibawa ke rumah sakit.

Sebanyak 15 orang lainnya terluka, dengan dua orang dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius, ungkapnya sekitar pukul 20.15 waktu setempat.

Seorang petugas pemadam kebakaran berusia 37 tahun kehilangan kontak selama sekitar setengah jam dan ditemukan dengan luka bakar di wajahnya. Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit, menurut Direktur Dinas Pemadam Kebakaran Andy Yeung.

Pihak berwenang menyatakan kebakaran dengan alarm lima—tingkat kebakaran tertinggi—saat malam tiba.

Seorang pemilik unit hunian berusia 40-an mengatakan bahwa pemerintah perlu membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran tersebut.

"Api belum terkendali dan saya tidak berani pergi, dan saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan," katanya.

Surat kabar South China Morning Post melaporkan bahwa polisi telah mulai mengevakuasi dua bangunan di kompleks perumahan lain di dekatnya.

Pihak berwenang telah menyiapkan hotline korban dan membuka dua tempat penampungan sementara di pusat-pusat komunitas terdekat untuk warga yang dievakuasi.

Beberapa ruas jalan raya di dekatnya juga ditutup oleh operasi pemadam kebakaran.

"Warga di sekitar lokasi diimbau untuk tetap berada di dalam ruangan, menutup pintu dan jendela, serta tetap tenang," kata Dinas Pemadam Kebakaran.

"Masyarakat umum juga diimbau untuk menghindari area yang terdampak kebakaran."

Empat orang dirawat di rumah sakit setelah kebakaran terpisah di perancah sebuah gedung di kawasan pusat bisnis Hong Kong bulan lalu.

Hong Kong memiliki beberapa blok apartemen terpadat -- dan tertinggi -- di dunia.

Namun, langkah-langkah keamanan telah ditingkatkan dalam beberapa dekade terakhir dan kebakaran semacam itu menjadi jauh lebih jarang terjadi.

Asosiasi untuk Hak-Hak Korban Kecelakaan Industri menyatakan "keprihatinan mendalam" atas kebakaran yang berkaitan dengan perancah, mencatat insiden serupa pada April, Mei, dan Oktober.

Pihak berwenang belum memberikan pernyataan tentang kemungkinan penyebab kebakaran tersebut.

Source: CNN/Tempo