Kemenparekraf Akan Hadirkan Program Warm Up Vacation atau Karantina Sistem Bubble

Kemenparekraf Akan Hadirkan Program Warm Up Vacation atau Karantina Sistem Bubble

KABARINDO,  JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menghadirkan karantina dalam hotel dengan sistem bubble bagi wisatawan internasional yang akan berlibur di Bali lewat program Warm Up Vacation.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya dalam Weekly Press Briefing di Jakarta, Senin (7/1/2022) menjelaskan bahwa program ini nantinya membuat wisatawan bisa tetap beraktivitas di luar kamar, seperti pantai.

“Harapannya program ini membangun kepercayaan pasar bahwa Bali memang sudah siap untuk wisman. Warm Up Vacation ini karantina yang tidak terasa karantina,” katanya.

Berdasarkan penjelasan dari Kemenparekraf, pada kuartal I hingga III tahun 2021, perekonomian Bali diketahui mengalami kontraksi sebesar 3,43 persen.

Program Warm Up Vacation tu akan ditawarkan bagi para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) setelah penerbangan internasional ke Bali sudah dibuka sejak Jumat (4/2/2022).

Tujuan Warm Up Vacation

Harapannya dengan adanya program ini bisa membuat PPLN tak terasa seperti menjalani karantina, tetapi lebih merasa ke persiapan untuk berlibur di Bali.

“Jadi bisa beraktivitas di luar kamar, tidak semua hotel siap dengan program itu. Sekarang baru lima hotel yang sudah siap dan ada 447 kamar,” ungkap Nia.

BACA JUGA:

Kemenhub: WNA-WNI Pelaku Perjalanan Wisata Luar Negeri Tidak Bisa Naik Dari Bandara Soetta

Adapun kelima hotel yang akan menjalankan program tersebut ialah ialah Grand Hyatt Nusa Dua dan Westin Resort yang keduanya berada di Nusa Dua, Griya Santrian di Sanur, Viceroy di Ubud, dan Royal Tulip di Jimbaran.

Harga paket yang ditawarkan berkisar antara Rp10 juta-Rp 15 juta untuk 5 hari 4 malam, mulai dari makan tiga kali sehari dan layanan untuk semua aktivitas.

“Ini tentu akan dikaji dan diawasi bersama,” ujarnya.

“Ini (Program Warm Up Vocation) semacam membangun trust (kepercayaan) dan di sinilah pemerintah hadir. Harus dimulai, harus pilotting (diujicoba), kalau tidak maka kita tidak bisa mengevaluasi apa yang harus diperbaiki,” ucap Deputi Nia.

Sumber Berita: Antara

Foto: Antara