Menparekraf Sandiaga Uno Kagumi Indahnya Desa Wae Rebo di NTT
KABARINDO, MANGGARAI – Kawasan Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki keindahan alam dan budaya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun kagum akan hal tersebut. Selain karena alam yang indah dan budaya yang unik, namun juga warganya yang ramah.
Sandiaga mengatakan, Wae Rebo memberikan sensasi yang terbaik. Kemudian desa tersebut termasuk yang terindah, dan dicapai dengan penuh perjuangan.
"Ini adalah desa wisata yang betul-betul berat perjuangannya untuk mencapai, karena kita bukan hanya 4-5 jam naik di mobil tapi kita harus hiking. Sejauh lima kilometer di bebatuan dan jalan setapak yang licin," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, beberapa hari lalu.
Desa Wisata Wae Rebo berlokasi di pegunungan terpencil di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Desa wisata ini memiliki potensi yang unik. Berada di atas ketinggian 1.000 mdpl, Desa Wisata Wae Rebo sering disebut surga di atas awan. Selain itu, desa ini juga memiliki 7 rumah adat yang menjadi ikon dari Wae Rebo, yakni Mbaru Niang, yang berbentuk kerucut.
Adat dan kebudayaan mereka telah membaur dengan kebiasaan penduduk Pulau Flores. Namun arsitektur bangunannya masih memiliki unsur Minang. Pengaruh Minang bisa dijumpai pada arsitektur Niang Dangka, atap Mbaru Niang ini.
"Hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona desa. Sehingga memberikan kesan magis, namun damai, tenang, dan sejahtera," jelas Sandiaga.
Ada juga sumber mata air yang berasal dari pegunungan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk mandi, mencuci, dan untuk minum sehari-hari. Sumber mata air ini dinamai Sosor, yang di mana terdapat dua jenis yaitu Sosor Pria dan Sosor Wanita.
Budaya di Wae Rebo pun masih kental. Yakni adanya upacara adat yang bernama Ritus Upacara Penti. Upacara ini merupakan bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan dan roh leluhur terhadap semua bentuk harapan yang diterima selama satu tahun yang telah dilewati.
Desa wisata Wae Rebo juga memiliki ragam seni yakni seperti rangku alu. Permainan serta tarian ini dilakukan empat orang memegang empat tongkat bambu, menggunakan tongkat membentuk palang dan menggerak-gerakkannya.
Sementara orang lainnya harus melompati bagian celahnya agar tidak terjepit bambu. Selain itu juga ada Tarian Caci, yang merupakan salah satu bentuk refleksi dari kebudayaan dan kehidupan warga Wae Rebo.
Untuk produk kerajinan tangan, Desa Wisata Wae Rebo memiliki kerajinan kain tenun. Khas dari kain tenun ini yaitu bermotif Manggarai yang menyerupai bunga dan memiliki warna yang lebih cerah.
Sedangkan di sektor kuliner, ada kopi dan juga madu hutan. Dengan berbagai potensinya itu, Desa Wisata Wae Rebo berhasil menjadi salah satu dari tiga wakil Indonesia di ajang Desa Wisata Terbaik UNWTO 2021.
Sandiaga berharap capaian itu dapat membuat keberadaan Desa Wisata Wae Rebo semakin baik kedepannya. Karena itu Desa Wae Rebo ini termasuk dalam 50 besar desa wisata terbaik di Ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Ini merupakan visitasi terakhir Menparekraf dari 50 desa wisata yang telah dikunjungi sejak bulan Agustus 2021.
Lebih lanjut, Sandiaga juga akan memberikan pendampingan untuk Desa Wisata Wae Rebo agar desa ini bisa terus berkembang.
"Saya akan menugaskan dewan juri Prof. Azril Azahari yang merupakan juri ADWI untuk memberikan pendampingan untuk memastikan Desa Wisata Wae Rebo ini bisa berkembang," tandasnya. Foto/dok Biro Komunikasi Kemenparekraf.
Comments ( 0 )