Kualifikasi World Cup, Kluivert: Jepang Memang Kikir!
Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
"SATU KAKI Indonesia", masih ada! Melawan "amarah" Jepang yang terluka di Perth. Lima hari sebelumnya. Lupakan 0-6!
"Nikmati saja"! Patrick Kluivert, bukanlah "batu", yang harus "mati-matian" melawan Hajime Moriyatsu. Melawan tujuh tahun (seiak 2018) mengelola Timnas Jepang. Kurun yang pantas!
Patrick Kluivert, bukanlah juga Tony Popovic (Australia). Memegang tampuk Timnas sejak Januari 2025, Kluivert "dikejutkan" dengan kekalahan 1-5 dari Australia, dalam debutnya!
Sebaliknya, Popovic yang menggantikan Graham Arnold. Menahan Jepang 1-1 (leg 1, menang 1-0/leg 2)), dan memukul China 3-1, dalam debutnya. Jepang dan Australia punya tradisi "langganan" Piala Dunia.
Semalam! Popovic memastikan "kedua kakinya", telah berada di "separuh bumi" jaraknya dari Australia (AS-Kanada-Meksiko).
Mengalahkan Arab Saudi 2-1 di "matchday" ke-10. "Socceroos" mengambil terlebih dahulu dua, dari tujuh jatah langsung Asia ke "World Cup" 2026 . Satu lagi "play-off".
Beristirahatlah Kluivert! Beristirahatlah: Jay Idzes, Justin Hubner, Hilgers, Beckham, Audero, Marselino. Penggemarmu, maklum! Kekalahan atas "Samurai Biru", sudah terduga. Meski tidak sebesar itu, seharusnya!
Pulihkan fisik, mental, untuk menghadapi momen sesungguhnya 8-14 Oktober mendatang. Hanya empat bulan dari sekarang! Garuda telah, dan pernah terlatih mengalahkan tim-tim Asia Barat dan Gulf (Teluk): Kuwait, Yordania, UAE.
Jepang tidak sama dengan: Qatar, Oman, Uni Arab Emirat (UAE), atau Irak. Mereka tidak "kikir" membuka pertahanan. Sekaligus mempermudah anak-anak asuhan Kluivert mencetak gol.
Kekalahan besar Indonesia atas Jepang 0-4 (leg 1) dan 0-6 (leg 2). Karena Jepang memang "kikir" memberi peluang kepada tim mana pun yang menjadi lawannya.
Bukan hanya Indonesia! China di 'leg' pertama terjungkal 0-7. Lalu 1-3 (leg 2). Bahrain, pun begitu. "Dihabisi" 0-5 (leg 1) dan 0-2 (leg 2). Tak nyana, Jepang plus 27 gol dari 10 pertandingan (30-3). Produktifitas mumpuni!
Komparasikan dengan Indonesia minus 11 (9-20), China minus 13 (8-21), Bahrain minus 11 ( 6-17), Arab Saudi minus 1 (7-8), dau Australia plus 9 (16-7).
Kompetisi Liga Jepang (J-Liga). Berdirinya akademi-akademi sepak bola yang terkonsep gradual. Membuat "Visi-100 Tahun" (sejak 1991) revolusi sepak bola Jepang, berjalan sukses.
Hasilnya, lahirlah talenta-talenta hebat seperti: Takefusa Kubo, Daichi Kamada, Ayase Ueda, Koki Ogawa serta regenerasi terbaru seperti: Ryoya Morishita, Shuto Machino, dan Mao Hosoya.
Kemampuan Jepang memasukkan enam gol ke gawang Indonesia. Sebenarnya adalah ekspektasi yang "gila"! Terlalu banyak.
Pemain Indonesia seperti Jay Idzes (Venezia, Serie A Italia), Kevin Diks (Borussia Moncengladbach, Jerman), Mees Hilgers (FC Twente, Belanda), Ole Romeny (Oxford United, Inggris) bukan pemain "kaleng-kaleng".
Jepang mampu membuat serangan-serangan bintang mahal Indonesia menjadi "ompong".
Bahkan sebelum melewati garis tengah lapangan.
Panggung Indonesia, masih ada. Putaran ke-4, akan memberi semangat baru pada Jay Idzes dkk. Empirik kalah 0-4 dari Jepang (leg 1). Menang 2-0 dari Arab Saudi. Kalah lagi 1-5 dari Australia. Lalu bangkit menang 1-0 vs Bahrain, menang 1-0 atas China.
Cukup untuk menempa mental! Kalah-menang, hal yang biasa dalam kompetisi!
Siapkan diri empat bulan mendatang! Trio pertahanan: Idzes-Rizky Ridho-Justin Hubner, serta gelandang Ivar Jenner-Joey Peluppesy-Kevin Diks-Calvin Verdonk, dan penyerang Ragnar Oratmangun-Ole Romeny-Marselino Ferdinand. Sebaiknya dijadikan "fixed team".
Sebaiknya, merekalah "starter eleven", sebelum pergantian di babak kedua! Semangat dan niatkan lolos ke Piala Dunia 2026.
Comments ( 0 )