Mau Tahu 5 Target Indonesia ? Siap Perbaiki Perikanan Tuna Yang Lestari

Mau Tahu 5 Target Indonesia ? Siap Perbaiki Perikanan Tuna Yang Lestari

Jakarta, Kabarindo- Dari hasil kajian peninjauan program perbaikan perikanan tuna, teridentifikasi 5 target perbaikan yang disasar.

Pertama, pengelolaan spesies target. Harvest strategy masih menjadi perhatian karena belum ada bukti kuat bahwa baik harvest control rule maupun harvest strategy sudah diterapkan secara efektif. Pekerjaan rumah selanjutnya yaitu menyediakan titik acuan (reference points), yaitu suatu nilai spesifik dari suatu indikator yang digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan perikanan.

Kedua, mempromosikan pendekatan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach Fisheries Management/EAFM) untuk manajemen perikanan. Beberapa capaian yang sudah nyata dilakukan adalah dengan tersedianya beberapa regulasi perlindungan dan pelarangan ekspor beberapa jenis hiu, dan mulai adanya program observer on board.

Ketiga, perbaikan rencana manajemen tuna. Sementara,  keempat, penguatan lembaga pengelola wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Peran lembaga pengelolaan saat ini dinilai belum terlalu signifikan semenjak didirikan, khususnya terkait mendukung dalam pengambilan keputusan dan kebijakan untuk pengelolaan.

Target kelima adalah penerapan yang efektif dari sistem kepatuhan. Kepatuhan ini mencakup adanya pencatatan hasil tangkapan nelayan (logbook).

Ketersediaan data yang baik menjadi permasalahan yang paling mendasar. Bahkan beberapa hal-hal penting dilatarbelakangi oleh tingkat kepatuhan pengisian logbook yang baik dan benar diantaranya untuk dapat mengetahui kondisi stok dan menghasilkan alat-alat pengelolaan yang mendukung penerapan harvest strategy.

“Ke depannya, hasil evaluasi pengisian logbook akan menjadi dasar untuk perizinan operasi kapal diperpanjang atau tidak,” terang  Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan (PSDI) Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), KKP RI.

“Namun, masih banyak yang harus ditingkatkan untuk ini, di antaranya kapasitas sumber daya manusia, dan koordinasi yang baik antara pemangku otoritas dari level daerah hingga pusat,” lanjutnya.
Juni 2019, Indonesia Targetkan Harvest Strategy Perikanan Tuna Tersedia


Hasil dari pertemuan ini menghasilkan beberapa kegiatan yang dirumuskan menjadi prioritas untuk dilakukan dalam kurun waktu dekat dengan mempertimbangkan rencana Indonesia untuk segera meraih MSC.
 
Pertama, pada Juni 2019, harvest strategy dari perairan nusantara ditargetkan telah tersedia. “Untuk mencapai terumuskannya harvest strategy ini, pertemuan eksklusif para pemangku kepentingan baik peneliti, pemerintah, hingga pelaku industri untuk berbagi data akan segera dilaksanakan,” terang Hary Christijanto, M.Sc, Pengawas Perikanan Bidang Penangkapan Ikan Ahli Madya, Dit. PSDI – DJPT.

Selain itu, kedua, peningkatan jumlah observer on board untuk mendukung tersedianya data logbook perikanan yang selama ini belum tercatat dan terlaporkan dengan baik.

Kemudian, ketiga, diperlukan adanya buku putih (white paper) yang menggambarkan kondisi status pemanfaatan ikan pelagis kecil. Misalnya saja, ikan layang/mackarel yang menjadi ikan umpan dalam perikanan tuna menggunakan long line, atau ikan marlin dan ikan tongkol yang menjadi tangkapan sampingan dalam perikanan tuna menggunakan purse seine. Kajian mengenai stok ikan-ikan non target ini penting untuk dilakukan.

Hasil workshop pre assessment ini harapannya dapat diteruskan dan dipahami di level daerah nantinya. Karenanya, peran dari asosiasi dan berbagai NGO sangat penting untuk memastikan bahwa kelompok dampingan di berbagai daerah di Indonesia, dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk perbaikan perikanan tuna di Indonesia.