Natal di Betlehem di Tengah Pembatasan COVID

Natal di Betlehem di Tengah Pembatasan COVID

KABARINDO, BETLEHEM – Perayaan Natal telah dimulai kembali tahun ini di kota alkitabiah Betlehem meskipun diredam oleh pembatasan untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.

Parade orkes barisan (marching band) tradisional dan perayaan jalanan dengan band pramuka menabuh drum dan memegang bendera kembali terlihat di Manger Square.

(Foto: Parade orkes barisan pramuka Palestina di Manger Square)

Harapan di Tengah Pandemi

Misa tengah malam yang dirayakan oleh Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa, pendeta Katolik Roma terkemuka di Tanah Suci, juga dilaksanakan di Gereja Kelahiran.

Ketika dia meninggalkan Yerusalem ke Betlehem pada hari Jumat (24/12), Pizzaballa mengatakan dia berharap pandemi akan mereda.

“Kami membutuhkan peziarah untuk membawa kehidupan di komunitas kami,” katanya. “Kita perlu menemukan keseimbangan dan kita semua bekerja untuk itu karena sangat menyedihkan melihat Kota Tua [Yerusalem] hampir kosong.”

Wali Kota Bethlehem, Anton Salman, mengatakan dia optimistis perayaan tahun 2021 akan lebih baik dari Natal tahun lalu, ketika bahkan penduduk setempat tetap tinggal di rumah karena pembatasan penguncian.

“Tahun lalu festival kami virtual, tapi tahun ini akan tatap muka dengan partisipasi masyarakat,” kata Salman.

Larangan Israel

Larangan masuknya hampir semua lalu lintas udara ke Israel, bagaimanapun, telah menjauhkan Betlehem dari turis internasional untuk tahun kedua berturut-turut. 

Larangan ini sempat dicabut selama beberapa minggu pada bulan November lalu, sebelum diterapkan kembali akibat penyebaran Omicron yang cepat.

Pariwisata adalah salah satu jalur kehidupan utama bagi perekonomian Betlehem, dan kurangnya pengunjung sangat memukul penduduk.

Ibrahim Salameh, seorang pemandu wisata lokal, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia telah menganggur selama dua tahun terakhir.

“Kami telah kehilangan kepercayaan pada industri pariwisata, tidak ada yang memiliki kepercayaan yang cukup untuk bertahan,” kata Salameh, seraya menambahkan bahwa banyak kenalan di industri pariwisata telah berhenti dan beralih ke sektor lain termasuk pertanian. (Sumber: Aljazeera; Foto-foto: AP)