Pembatasan COVID Makin Ketat, Hong Kong Kekurangan Sayuran

Pembatasan COVID Makin Ketat, Hong Kong Kekurangan Sayuran

KABARINDO, HONG KONG – Hong Kong mengumumkan pembatasan COVID-19 baru yang semakin ketat pada Selasa (8/2) di kala kekurangan sayuran menambah kesengsaraan warga di sana.

Kesulitan pasokan sayur-mayur di sana disebabkan oleh hasil positif dari tes COVID-19 para pengemudi truk sayur, sehingga mereka tidak dapat mengantar sayuran dari daratan China.

Hong Kong mencatat rekor 625 kasus virus corona pada hari Selasa, dengan kemungkinan jumlah kasus akan terus meningkat dengan cepat, kata pihak berwenang. Ada 2.600 infeksi selama dua minggu terakhir dibandingkan dengan hanya dua kasus saja pada Desember 2021.

Menanggapi tren yang mengkhawatirkan, pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan pertemuan publik akan dibatasi untuk dua orang saja, sementara gereja dan salon rambut akan tutup mulai Kamis (10/2), menyusul banyak tempat yang sudah ditutup lebih dulu.

Lam juga mengumumkan larangan pertemuan pribadi lebih dari dua keluarga, meskipun tidak jelas bagaimana pihak berwenang akan menegakkannya.

"Waktunya telah tiba bagi Hong Kong untuk mengambil beberapa tindakan keras," kata Lam dalam jumpa pers.

"Kami mengadopsi langkah-langkah ketat untuk melindungi Hong Kong," kata Lam, yang menambahkan bahwa untuk saat ini, opsi terbaik adalah mematuhi strategi "nol dinamis," sebuah strategi yang digunakan oleh China daratan untuk menekan semua wabah virus corona sesegera mungkin.

(Foto: Suasana di sebuah pasar tradisional di Hong Kong -Reuters)

Rak Sayuran Kosong

Pasokan sayuran Hong Kong pada Selasa diperkirakan hanya mencukupi sekitar sepertiga kebutuhan sejak Senin (7/2).

Rak-rak yang menyimpan sayuran kosong di supermarket-supermarket di kota, sementara orang banyak membanjiri pasar-pasar segar untuk membeli produk-produk terbatas yang tersedia.

Di sebuah pasar di pusat kota distrik Wan Chai, seorang anggota staf dari toko sayur Qiandama, berteriak kepada orang banyak untuk tidak masuk.

"Tidak ada lagi sayuran di dalamnya... Ini seperti medan perang," katanya ketika orang-orang mencoba menyerang.

Beberapa kios sayur dan buah yang menjual produk Cina daratan tutup, sementara yang lain menjual produk dengan harga dua kali lipat dari biasanya.

Berburu toko sayuran, seorang pria berusia 60 tahun, yang bermarga Ngai, mengeluhkan, "Pemerintah tidak melakukan apa-apa, sehingga penjual sayur menaikkan harga," katanya. "Sangat sulit menjadi orang Hong Kong."

***(Sumber dan foto: Reuters)