Silaturahmi Kebangsaan ke Ponpes Lirboyo, KH Ma'ruf Amin Ajak Kiai dan Santri Ikut Gerakan Persatuan dan Kesatuan

Silaturahmi Kebangsaan ke Ponpes Lirboyo, KH Ma'ruf Amin Ajak Kiai dan Santri Ikut Gerakan Persatuan dan Kesatuan

KABARINDO, LIRBOYO  - Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13 Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin berwilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, tepat di tahun baru, 1 Januari 2025.

Pondok Pesantren Lirboyo dikenal dengan istilah "pabrik kiai" karena telah banyak memproduksi kiai-kiai muda sejak puluhan tahun yang lalu. Menciptakan para kiai yang paham agama dan juga siap berdakwah mengajak umat ke jalan yang benar dengan semangat nasionalisme kebangsaan.

Dalam sambutannya di hadapan para kiai, santri, calon kiai-kiai muda, KH. Ma'ruf Amin menyampaikan pentingnya gerakan persatuan dan kesatuan untuk kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. Ya lal wathan. Hubbul wathan minal iman. "Kita harus menyatukan gerakan, namanya gerakan kiai dan gerakan santri untuk kemaslahatan negeri," kata KH. Ma'ruf Amin. 

Lebih lanjut, KH. Ma'ruf Amin memaparkan bahwa saat ini kondisi para ulama dan kiai di Indonesia sudah jalan masing-masing. Padahal, untuk membuat gerakan kiai dan santri perlu adanya konektivitas yang terjalin. "Saya hadir di sini, di tengah-tengah para kiai dan santri untuk membangun kembali semangat kesatuan dan sentralitas kiai Indonesia," kata KH. Ma'ruf Amin.

Selain membangun konektivitas, para kiai dan santri juga perlu memiliki sikap tangguh dalam menghadapi era global. Tujuannya, agar kedepan tidak terpengaruh pada distrupsi maupun tantangan yang hadir silih berganti.

Maklum, saat ini dunia masuk di fase zamanul iltibas, zaman penuh kesamaran. Era post thruth. Yang bathil bisa jadi dianggap benar, yang benar didistorikan menjadi salah.

Ketangguhan kia dan santri dalam menghadapi era distorsi menjadi penting untuk menghindari dampak buruk dari setiap kesamaran yang bisa membawa pada kesesatan.

"Itulah sebabnya kita harus menyatukan gerakan. Namanya gerakan kiai, gerakan santri. Membangun kembali sentralisasi kiai yang hilang dan menghidupkan kembali konektivitas antar kiai dengan silaturahmi. Menyamakan visi dan mewarnai pembangunan bangsa dengan sibghoh ilahiyyah demi kemanusiam yang adil dan beradab," tutup KH. Ma'ruf.