SKK Migas Terus Bersemangat Gaet Investasi Asing di Sektor Hulu Migas
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro. (FOTO/DOK.SKK MIGAS)
KABARINDO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama para mitra mengundang perusahaan-perusahaan migas global untuk berinvestasi secara berkelanjutan di sektor hulu migas Indonesia. Ajakan ini Indonesia sampaikan melalui berbagai presentasi di Abu Dhabi International Petroleum Exhibition and Conference (ADIPEC) 2024, salah satu pameran migas terbesar dunia yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menegaskan industri hulu migas Indonesia memiliki komitmen yang sejalan dengan perusahaan migas global untuk menjalankan operasi yang lebih berkelanjutan, termasuk dengan mengurangi jejak karbon di seluruh kegiatan operasi.
"Kesamaan tujuan ini, ditambah daya tarik investasi hulu migas Indonesia, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk membuka peluang kemitraan baru dengan mereka dalam ADIPEC 2024, sebagai salah satu upaya kami mewujudkan ketahanan energi nasional secara berkelanjutan,"ujarnya dikutip Senin (18/11/2024).
Salah satu poin yang menjadi perhatian investor internasional adalah transisi menuju energi bersih. Selama ADIPEC, perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa Indonesia terus mengupayakan transisi menuju energi bersih. Setelah Peraturan Menteri ESDM No. 2 Tahun 2023 tentang pelaksanaan carbon capture utilization and storage (CCUS), dan Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2024 tentang penyelenggaraan kegiatan carbon capture storage (CCS), beberapa peraturan lain masih digodok demi memberi kepastian hukum untuk membangun ekosistem CCS/CCUS di Indonesia.
FOTO : DOK.SKK MIGAS
Kementerian ESDM juga menyampaikan target ke depan untuk dapat membuka peluang CCS crossborder yang berasal dari internasional, sehingga Indonesia bisa menjadi hub-clustering untuk CCS regional.
Dalam model ini, beberapa sumber emisi CO₂ dari berbagai industri dihubungkan ke infrastruktur bersama untuk penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO₂ secara terpusat. Hub berfungsi sebagai titik pengumpulan dan distribusi, biasanya dekat dengan lokasi penyimpanan seperti reservoir geologi, sehingga memungkinkan pengelolaan CO₂ yang lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan infrastruktur bersama seperti pipa dan fasilitas penyimpanan, biaya implementasi CCS/CCUS per fasilitas berkurang signifikan. Model ini mendorong kerja sama regional, bahkan antarnegara, sehingga CO₂ dapat diangkut melintasi perbatasan ke lokasi penyimpanan yang paling optimal.
Industri hulu migas telah memiliki sejumlah proyek CCS dan CCUS unggulan yang menegaskan komitmen Indonesia terhadap transisi energi yang lebih hijau. Beberapa proyek tersebut di antaranya adalah proyek Tangguh CCUS Enhanced Gas Recovery bp Indonesia yang dirancang untuk dapat menyuntikkan kembali sekitar 15 juta ton karbon dioksida dengan perkiraan target operasional pada 2028. Proyek lainnya, CCS Abadi oleh Inpex berpotensi menyimpan 70 juta ton karbon dioksida, dengan target operasi pada 2030. Selain itu, CCS Hub Asri Basin yang sedang dievaluasi bersama Pertamina dan ExxonMobil, memiliki kapasitas hingga 3 gigaton.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menegaskan industri hulu migas Indonesia memiliki komitmen yang sejalan dengan perusahaan migas global untuk menjalankan operasi yang lebih berkelanjutan, termasuk dengan mengurangi jejak karbon di seluruh kegiatan operasi kami. Kesamaan tujuan ini, ditambah daya tarik investasi hulu migas Indonesia, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk membuka peluang kemitraan baru dengan mereka dalam ADIPEC 2024, sebagai salah satu upaya kami mewujudkan ketahanan energi nasional secara berkelanjutan
Saat ini, Indonesia telah mengimplementasikan enam inisiatif rendah karbon di sektor hulu migas. Inisiatif ini mencakup regulasi, pengurangan emisi, flare, reforestasi atau penanaman pohon, manajemen energi, serta pengembangan CCS dan CCUS. Melalui upaya ini, Indonesia semakin memperkuat komitmennya dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi yang lebih ramah lingkungan, sekaligus membuka peluang bagi investor global untuk turut berkontribusi dalam pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
Comments ( 0 )