Teknologi Digital; Sudah Digunakan Pesantren

Teknologi Digital; Sudah Digunakan Pesantren

FK-PKPPS ADAKAN FGD TENTANG TEKNOLOGI DIGITAL UNTUK KEMANDIRIAN PESANTREN DI PULAU UNTUNG JAWA

KABARINDO, JAKARTA-  Dalam rangka menyiapkan kemandirian pondok pesantren salafiyah di era digital berbasis syariah, Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah (FK-PKPPS)  melalui kerjasama  dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan didukung oleh Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Agama RI,  Kanwil ,Kementerian Agama DKI Jakarta, Baznas RI, Badan Wakaf Indonesia (BWI), FKPP (Forum Komunkasi Pondok Pesantren) DKI Jakarta, Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia (BSI), Pertamina, Askrindo Syari’ah, Jamkrindo Syari’ah,BRIN dan Bhumi Mulia Nusantara meyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Edukasi Inovasi Teknologi dan Informasi Digital Untuk Kemandirian Pondok Pesantren Salafiyah” di Pulau Untung Jawa, Pulau Seribu pada Kamis dan Jumat ( 2 s.d 3/12/2021) .

Rangkaian acara ini diawali dengan pembukaan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang membahas pentingnya pesantren untuk mengikuti tren inovasi, khususnya dalam pengelolaan keuangan berbasis digital. Begitu juga dengan yang disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan selaku Komite Kebijakan KUR dan Sekretaris Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), Iskandar Simorangkir bahwa pandemi menjadi momentum peningkatan inklusi keuangan digital di Indonesia.

“Pandemi telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk digitalisasi pada layanan keuangan.” Ujar Iskandar Simorangkir seraya menyampakain hasil survey Financial Institution  tahun 2020 yang menunjukkan inklusi keuangan digital di Indonesia meningkat sebesar 2,5 kali dari 2018. Menurutnya, inklusi keuangan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti yang dicita-citakan di Perpres No. 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dilansir dari rilis yang hinggap di meja redaksi.

Selain itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. Wahyono Abdul Ghofur,, yang hadir di FGD tersebut menyampaikan pentingnya para santri untuk bisa berkompetisi dengan memahami ilmu-ilmu terbaru saat ini seperti keuangan digital. Dr. Wahyono turut menyampaikan selamat kepada Pondok Pesantren Al Ishlah yang baru membuka cabangnya di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu.

Setelah pembukaan, terdapat beberapa rangkaian acara FGD yang dipandu oleh Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Erdiriyo dengan topik-topik di antaranya upaya pemberdayaan pesantren di tengah ekonomi digital, peningkatan inklusi keuangan digital  di lingkungan pesantren, hingga kompetensi yang perlu dibangun oleh pesantren saat ini dan masa depan.

Topik-topik ini juga turut dibersamai dengan komitmen beberapa sponsor yang mendukung inklusi keuangan digital di lingkungan pesantren. Salah satunya adalah Pegadaian Syariah yang membuka tabungan emas bagi pesantren dan masyarakat sekitar dalam acara ini. Lalu juga ada Pertamina yang akan membantu pendirian usaha melalui Pertashop dan Enduro, serta bank Syariah Indonesia (BSI) yang akan membantu di sisi pelayanan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Badan Riset Indonesia (BRIN) juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan inovasi dan teknologi  demi proses belajar mengajar yang lebih maju melalui kerjasama dengan Forum Pendidikan Kesetaraan pondok Pesantren Salafiyah

Selain FGD, sebelum pelaksanaan acara ini, DPP FK-PKPPS juga menggelar kompetisi rancang robotik  antar pesantren yang juaranya diumumkan di penutupan acara. Kompetisi dimenangkan oleh Pondok Pesantren Tahfidz Al-IshlahJakarta sebagai juara 1, lalu PPTQ Harun Asy-Syafi’i Yogyakarta sebagai juara 2, dan terakhir Juara 3 Pondok Pesantren  Al Amir , Banten sedangkan sebagai  Juara umum adalah Pondok Pesantren Minhajurasyidin.