Tokka Tena Rata Jadi RTH Berbasis Budaya
Tokka Tena Rata Jadi RTH Berbasis Budaya
Ecopark di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kecmatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Surabaya, Kabarindo- YDFI (Yayasan DemiFilm Indonesia) bersama para produser dan penggiat perfilman mengunjungi Ecopark di Dusun Tokka, Desa Bontomarannu, Kecmatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Rabu (28/5/2025).
Kunjungan tersebut atas undangan dari Danny Pomanto yang pernah menjadi walikota Makassar selama dua periode dan berprofesi sebagai arsitek/konsultan.
Arif, Area Land Officer of Tokka, menjelaskan Bukit Tokka Tena Rata terletak di Kecamatan Moncongloe, memiliki bentuk yang khas. Terdapat tingkatan berbentuk bulat-bulat yang bisa digunakan sebagai area camp. Bukit ini luasnya 30-40 Ha, kaya akan sumber daya alam berupa botani yang khas, pepohonan bambu kuning yang rimbun dan batu gamping lonjong yang disusun khas menuju puncak.
“Pas sebagai kawasan ecopark dengan pemandangan kota Makassar dan Maros, menjadi daya tarik tersendiri dari Tokka,” ujarnya dalam rilis.
Tokka adalah RTH (ruang terbuka hijau) yang luar biasa di Sulawesi Selatan, terletak dekat Makassar dan Maros dan menjadi landmark dua kota ini. Tokka juga bisa menjadi alternatif MICE SulseL karena terdapat area seperti koloseum berkapasitas 20 ribu orang, yang bisa menjadi tempat pertunjukan kolosal budaya atau lokasi syuting film nasional.
Rara, produser eksekutif film Anak Lorong dari Indora Global Film dan Badik The Movie yang akan segera tayang, berdecak kagum. Ia mengatakan ingin syuting film di Tokka.
“Saya berharap kawasan ini bisa menjadi studio alam dengan keanekaragaman flora dan fauna, batu gamping yang eksotis hingga area koloseum yang sangat memikat," ujarnya.
Hal senada dilontarkan Luthfi H.Matto mewakili aktor Makassar, dan Arul, Ketua Umum Koalisi Anak yang juga Sekjen YDFI Yayasan Demi Film Indonesia.
“Areal koloseum di ecopark ini adalah monumen etnograf berbasis budaya yang layak untuk pertunjukan kolosal mulai dari Pettapuang sampai lakon-lakon etos dan epos rakyat Sulawesi dengan keberagaman budaya Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja," ujarnya sembari memandang jauh. Tampak bandara Kota Makassar dari puncak.
Tokka juga dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan tanaman bambu yang menggandeng beberapa pihak, di antaranya Universitas Hasanuddin (Unhas), sebagai kawasan penelitian di bidang sosial maupun teknologi.
Ketua RT 04, Daeng Rahim, bersama Ketua RT 02, Daeng Roa, mengatakan kawasan Tokka Ecopark menyerap tenaga kerja dari warga sekitar.
Foto: istimewa
Comments ( 0 )