Valterri Bottas dan "Sindrom Barrichello" di Mercedes

Valterri Bottas dan "Sindrom Barrichello" di Mercedes

KABARINDO, JAKARTA - Berbicara mengenai Valtteri Bottas selama lima tahun di Mercedes-AMG Petronas tak lepas dari bayangan seorang Lewis Hamilton.

Opini panjang Kanocz Robert di Motorsport.com menulis bahwa pembalap Finlandia tersebut seakan mengalami "Sindrom Barrichello".

Rubens Barrichello adalah pembalap Ferrari era 2000-2005 yang juga rekan setim legenda Michael Schumacher.

Bottas dan Barrichello memiliki beberapa kesamaan terutama dengan nasib mereka sebagai wingman pembalap yang lebih dominan.

Koneksi paralel mereka semakin jelas jika menilik rekor keberhasilan mereka selama berkarier di satu tim yang sama di era masing-masing.

Yakni, Bottas mengumpulkan 10 kemenangan dan 67 podium sedangkan Barrichello memenangi 11 seri dengan 68 podium sepanjang kariernya.

Catatan tersebut tentunya tidak terlalu buruk untuk seorang pembalap F1. Sayangnya, mereka berada satu tim dengan pembalap yang memiliki catatan jauh lebih baik.

Bottas mendekati mustahil untuk menyamai atau bahkan melampaui torehan tujuh juara dunia F1 milik Lewis Hamilton.

Begitu juga dengan Barrichello yang hingga akhir karier balapnya tidak mampu menyamai atau melewati rekor Michael Schumacher sebagai salah satu pembalap terbaik F1 hingga saat ini.

Pada akhirnya, Bottas tersingkir dari Mercedes ketika George Russell yang awalnya hanya berstatus pembalap pengganti Hamilton yang absen karena positif Covid-19 di GP Sakhir 2020 justru merebut posisinya.

Toto Wolff selaku prinsipal tim Mercedes terkesan dengan penampilan Russell, yang biarpun gagal finis, tetapi mampu menunggangi kendaraan Hamilton dengan baik walaupun secara ukuran mobil tersebut terlalu sempit untuk tubuhnya.

Pada F1 2022, Bottas akan hijrah ke Alfa Romeo menggantikan Kimi Raikonnen yang pensiun. Sedangkan, Russell akan menjadi tandem Hamilton di Mercedes.

 

Sumber: Motorsport.com

Foto: instagram.com/valtteribottas/