Bentrokan Suku Nduga dan Lanny Jaya di Papua Berakhir Damai

Bentrokan Suku Nduga dan Lanny Jaya di Papua Berakhir Damai

KABARINDO, LANNY JAYA Dua suku di wilayah Papua,  Lanny Jaya dan suku Nduga terlibat bentrokan antarwarga yang disebabkan oleh konflik keluarga. Bentrok itu terjadi di Wouma Kampung Wesakma, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada 8 Januari 2022 lalu.

Kedua belah pihak suku pun akhirnya memilih untuk menghentikan perang dan berdamai pada Sabtu (15/1).

Proses perdamaian itu dilakukan di Makodim 1702 Jayawijaya dan dihadiri oleh sejumlah pejabat forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompinda) setempat. Pejabat tersebut meliputi Bupati Jayawijaya, Lanny Jaya, Nduga, Memberamo Tengah dan Yahukimo.

Kapolres Jayawijaya AKBP Muh Safei, menyatakan jika pertemuan tersebut sangat membantu proses penyelesaian konflik dan dapat didamaikan.  

“Sebagaimana yang kita lihat hari ini, kitab isa merasa lega karena telah tercipta usaha dan upaya yang telah kita lakukan bersama dari hari Sabtu kemarin hingga hari ini ketemu Sabtu lagi,” kata Muh Safei, Minggu (16/1).

Ia pun meminta agar masyarakat mampu menjaga keamanan dan ketertiban bersamaagar tidak terjadi lagi perang suku yang melibatkan kelompok tertentu.

“Tidak ada lagi saling menyakiti dan apabila ada permasalahan yang terjadi kami siap membuka pintu untuk penyelesaian, mediasi dan komunikasi,” ucap Muh Safei.

Bentrokan antar suku ini pun menyebabkan beberapa warga mengalami luka-luka. Terdapat tiga korban luka di bagian punggung, kaki, dan dada akibat terkena anak panah atau tusukan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamar menjelaskan pertikaian itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIT. Kedua kelompok saling serang dengan menggunakan alat tradisional dan menyebabkan seorang warga dari suku Lanny Jaya bernama Sibelu Gwijangge meninggal dunia akibat dibunuh.

Hal itu lah yang membuat warga suku Nduga tidak terima dan melakukan balas dendam terhadap pelaku yang bermukim di Kampung Wesakma.

Ada sekitar 150 orang warga Nduga yang ikut turun dari Ilekma menuju Wouma lengkap dengan alat perang seperti panah, kapak, parang, dan juga tombak. Serangan itu pun direspon oleh masyarakat Lanny Jaya dengan menyiapkan 300 warganya untuk saling serang.

Sumber: Cnnindonesia.com

Foto: Kemenpar