Berdiri Sejak Tahun 1953, Masjid Salamad di Long Xuyen Diresmikan Lagi Usai Renovasi

Berdiri Sejak Tahun 1953, Masjid Salamad di Long Xuyen Diresmikan Lagi Usai Renovasi

KABARINDO, LONG XUYEN – Komunitas muslim di Kota Long Xuyen (Vietnam) menjadi saksi sejarah, karena Masjid Salamad dikenal sebagai masjid tertua dan pertama di kawasan tersebut, setelah mengalami proses pembangunan yang panjang diresmikan kembali pada Jumat lalu. 

Pembangunan ini terwujud berkat sedekah jariyah donatur Indonesia melalui DT Peduli bersama anggota Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan dukungan pemerintah Indonesia.

Deputi Bidang Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK, Warsito, mewakili Menko PMK hadir untuk meresmikan masjid ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kehadiran masjid ini menjadi simbol penting wajah Islam Indonesia yang damai dan penuh toleransi.

“Kami akan memastikan bahwa muslim Indonesia sangat toleran dan penuh dengan kerukunan dan keharmonisan. Pembangunan ini adalah wujud untuk terus bekerja sama dalam bidang dakwah, ekonomi, pendidikan, dan sosial,” ujar Warsito, dikutip dari laman DT Peduli. 

Hal senada dikatakan oleh Mr. Zach muwakif Masjid Salamad yang juga ketua komunitas Islam di Long Xuyen,  mengatakan bahwa Masjid Salamad sendiri bukan bangunan baru sepenuhnya. Sejak tahun 1953, masjid ini telah menjadi tempat shalat, i’tikaf.

Selain itu tempat berkumpul berbagai aktivitas keagamaan bagi komunitas muslim setempat. Seiring waktu, bangunan lama lapuk dimakan usia dan sempat terdampak banjir besar pada tahun 1978.

Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Surya Rahman, menegaskan pembangunan masjid ini bukan hanya proyek fisik, tetapi bagian dari hubungan panjang persaudaraan bangsa. Pembangunan masjid ini awalnya dirancang enam bulan, karena perizinan dan cuaca, prosesnya menjadi sekitar satu setengah tahun. 

Direktur Utama LAZ DT Peduli, Jajang Nurjaman, menyampaikan bahwa Masjid Salamad adalah simbol kuat persaudaraan umat Islam di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia dan Vietnam. 

"Alhamdulillah, DT Peduli bersama anggota HFI lainnya bahu-membahu membangun masjid ini. Mudah-mudahan dapat menyebarkan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujar Jajang.

Bagi DT Peduli, terwujudnya Masjid Salamad adalah buah dari kepercayaan dan kebaikan para donatur. Sedekah jariyah yang dititipkan melalui DT Peduli kini menjelma menjadi rumah ibadah yang akan terus mengalirkan pahala. (Karmila