Berikut 5 Kandidat Pelatih Berpotensi Melatih Ti.mnas Indonesia

Berikut 5 Kandidat Pelatih Berpotensi Melatih Ti.mnas Indonesia

KABARINDO, JAKARTA - Kursi pelatih kepala timnas Indonesia semakin hangat diperbincangkan setelah PSSI melalui Ketua Badan Tim Nasional, Sumardji, dan Sekretaris Jenderal, Yunus Nusi, menyampaikan perkembangan terbaru pada jumpa pers yang digelar di GBK Arena, Jakarta, Kamis (20/11).

Pada jumpa pers itu, Yunus meminta publik bersabar terkait sosok pelatih Tim Garuda yang baru, dan kini PSSI sudah memegang lima kandidat pengganti Patrick Kluivert yang gagal membawa tim Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.

Sementara itu, Sumardji membocorkan bahwa sosok kelima calon pelatih tim Garuda ini akan didalami lebih lanjut. Sumardji mengatakan, ia dan Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, akan melakukan uji kelayakan kepada lima nama kandidat yang sudah dikantongi itu, mulai "minggu-minggu depan" guna mendapatkan nama paling tepat.

Ada dua nama yang banyak dibicarakan di media sosial, yakni Jesus Casas dan Ange Postecoglou. Kedua pelatih ini sedang menganggur atau tanpa terikat kontrak dengan klub atau tim nasional.

Namun, selain nama-nama itu, ada juga beberapa nama menarik yang mungkin bisa dipertimbangkan PSSI karena rekam jejak mereka, dan tentu pengalaman mereka di sepak bola Asia.

Nama mantan pelatih tim Garuda Shin Tae-yong (STY) sudah dipastikan tak masuk ke dalam daftar. Meski namanya "harum" di Indonesia, pintu STY untuk kembali sudah tertutup karena Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut pelatih asal Korea Selatan itu sudah menjadi masa lalu.

Berikut profil singkat lima calon pelatih potensial menurut ANTARA

1. Ange Postecoglou

Ange Postecoglou mulai dikenal luas saat dirinya melatih Tottenham Hotspur selama dua musim. Namun, nama pelatih asal Australia ini sudah besar di kawasan Asia setelah meraih kesuksesan di berbagai klub dan tim nasional.

Postecoglou mempunyai curriculum vitae (CV) paling gemilang di antara pelatih-pelatih yang ada dalam daftar ini. Bagaimana tidak, bersama Spurs ia mengakhiri paceklik trofi untuk klub selama bertahun-tahun, dengan mengangkat trofi Liga Europa pada 2024/2025.

Tak hanya itu, ia sukses membawa Celtic dua kali mengangkat trofi Liga Skotlandia (2021/2022 dan 2022/2023). Jauh sebelum itu, pelatih berdarah Yunani ini sukses menaklukkan Liga Australia empat kali (1997/1998, 1998/1999, 2010/2011, 2011/2012) dengan dua tim berbeda, Brisbane Roar dan South Melbourne.

Di kawasan Asia, ia membawa Yokohama F. Marinos menjuarai Liga Jepang musim 2018/2019. Empat tahun sebelumnya, ia juga sukses mengantar Australia menjuarai Piala Asia 2015.

Sayang, CV menterengnya sedikit ternodai setelah dipecat oleh Nottingham Forest, menyusul delapan laga tanpa kemenangan di semua kompetisi.

2. Paulo Bento

Dari tanah Portugal, muncul nama Paulo Bento yang saat ini sedang menganggur. Pengalamannya di sepak bola Asia adalah melatih Korea Selatan dan Uni Emirat Arab.

Bersama Korea Selatan, ia membawa Taeguk Warriors meraih 35 kemenangan, 13 seri, dan sembilan kekalahan dari 57 laga yang dijalaninya selama empat tahun.

Bento mengantarkan Korea Selatan bermain di Piala Dunia 2022 Qatar. Kala itu, mereka lolos sampai babak 16 besar, sebelum kemudian ditaklukkan Brasil 1-4.

Perjalanannya dengan Korea Selatan pun berakhir. Bento yang kini berusia 56 tahun ini melanjutkan kariernya untuk melatih timnas Uni Emirat Arab (UEA) selama dua tahun.

Statistiknya bersama UEA adalah 14 kemenangan, lima seri, dan tujuh kekalahan. Sayang, perjalanannya bersama UEA tak berlanjut setelah pelatih yang pernah cukup sukses melatih Sporting Lisbon ini hanya mempersembahkan satu kemenangan dari lima laga terakhirnya.

 

3. Jesus Casas

Dari daftar ini, Jesus Casas juga menjadi kandidat pelatih yang banyak disebut-sebut. Casas adalah pelatih asal Spanyol yang sudah mengenal kultur sepak bola Asia. Ia pernah melatih timnas Irak selama hampir tiga tahun, mulai November 2022 sampai Maret 2025.

Bersama Singa Mesopotamia, Casas memimpin tim dalam 33 pertandingan dengan catatan 20 kemenangan, empat seri, dan sembilan kekalahan. Di bawah kendalinya, Irak mencetak 75 gol dan kebobolan 51 gol. Ia mempersembahkan satu trofi, yaitu Piala Teluk 2022/2023.

Casas yang kini berusia 51 tahun adalah pelatih berpengalaman di Eropa. Ia pernah menjadi asisten pelatih timnas Spanyol di tiga era, yaitu Luis Enrique (31 laga), Roberto Moreno (10 laga), dan Luis de la Fuente (1 laga).

Sebelum bersama timnas Spanyol, Casas menjadi bagian keberhasilan FC Barcelona di bawah asuhan Luis Enrique meraih sembilan trofi bergengsi, termasuk treble winner musim 2014/2015. Kala itu, ia berperan sebagai Match Analyst.

4. Juan Antonio Pizzi

Lahir di Sante Fe, Argentina, tapi berkebangsaan Spanyol, Juan Antonio Pizzi adalah pelatih yang malang melintang di sepak bola Asia.

Tercatat ada empat tim yang pernah ia latih di Asia, salah satunya adalah timnas Arab Saudi yang ia latih di Piala Duna 2018 di Rusia. Ketika itu, tim yang dipimpinnya gugur di babak grup, setelah hanya menang satu kali melawan Mesir.

Sukses besar yang dimiliki Pizzi melatih tim nasional adalah ketika ia melatih Chile. Tim ini, yang diperkuat Alexis Sanchez, berhasil menjadi juara Copa America 2016 di Amerika Serikat.

Saat itu, Chile mengalahkan Argentina di final dengan skor 4-2 pada babak adu penalti. Salah satu penendang penalti Argentina yang gagal adalah Lionel Messi. Kemenangan Chile dan kegagalan Argentina membuat Messi sempat memutuskan pensiun dari tim nasional.

5. Felix Sanchez

Nama Felix Sanchez dapat menjadi pertimbangan PSSI. Pelatih asal Spanyol ini adalah pelatih pertama Qatar di Piala Dunia, saat mereka memainkan debutnya di turnamen akbar ini ketika menjadi tuan rumah pada 2022.

Di Piala Dunia 2022, Qatar memang gagal total. Namun, kepemimpinan Sanchez di tim The Maroon masih menghadirkan kesuksesan, setelah tim ini dibawanya menjadi juara Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.

Saat itu, Qatar menjadi juara dengan rekor sempurna, yaitu tujuh kemenangan dari tujuh pertandingan. Mereka bahkan selalu menang dengan catatan nirbobol sampai semifinal.

Namun, catatan nirbobol ini pupus pada laga puncak setelah kemasukan satu gol dari Jepang. Kendati demikian, tiga gol yang Qatar cetak membuat mereka keluar sebagai juara

Sanchez melatih tim nasional Qatar selama hampir satu dekade, mulai 2013, dengan menahkodai tim U-19, U-20, U-23, sampai tim senior. Setelah hengkang dari tim nasional, pelatih 49 tahun ini melatih Al Sadd, yang dibawanya juara Liga Qatar musim 2024/2025.

Source: Antara