Biden Pertimbangkan Memasukkan Bank-bank Rusia ke Daftar Hitam
KABARINDO, Washington - Sekutu AS dan Eropa sedang mempertimbangkan sanksi yang menargetkan bank-bank terbesar Rusia dan kemampuan negara itu untuk mengubah rubel menjadi dolar dan mata uang asing lainnya jika Presiden Vladimir Putin menyerang Ukraina, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
Sanksi – termasuk terhadap beberapa bank terbesar Rusia dan Dana Investasi Langsung Rusia – adalah salah satu opsi yang mungkin akan diungkapkan Presiden Joe Biden dalam pertemuan lewat teleponnya dengan Putin pada hari Selasa (7/12) jam 22.00 WIB, menurut orang-orang. AS juga dapat membatasi kemampuan investor untuk membeli utang Rusia di pasar sekunder, kata mereka.
Opsi tersebut dijelaskan oleh dua orang yang paham dan dekat dengan masalah tersebut, namun meminta untuk tetap anonim.
Kedua sumber itu melanjutkan, opsi paling drastis adalah melarang akses Rusia ke sistem pembayaran keuangan Swift, tetapi itu akan mendatangkan malapetaka pada warga biasa sehingga para pejabat lebih cenderung mengejar kemampuan Rusia untuk mengubah rubel menjadi dolar, euro, atau pound Inggris.
Pemerintah baru Jerman juga mengisyaratkan untuk pertama kalinya bahwa eskalasi krisis Ukraina juga dapat mempengaruhi nasib Nord Stream 2, jalur pipa yang membawa gas dari Rusia dan telah menjadi prioritas lama bagi Putin serta Berlin.
Seruan Biden-Putin datang dengan ketegangan tinggi atas apa yang intelijen AS telah katakan kepada sekutu bisa menjadi rencana untuk menyerang Ukraina dengan sebanyak 175.000 tentara di tahun mendatang. Rusia telah membantah rencana untuk berperang tetapi juga mengatakan AS dan negara-negara Eropa harus mengurangi dukungan mereka untuk Ukraina, menetapkan "garis merah" de facto yang mencakup melarang bekas republik Soviet itu bergabung dengan aliansi NATO.
Pasar keuangan Rusia menunjukkan sedikit reaksi terhadap ancaman sanksi pada hari Selasa, dengan investor masih melihat rendahnya risiko bahwa Rusia akan benar-benar menyerang Ukraina dan memicunya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari laporan tersebut, dengan mengatakan "pernyataan emosional" beberapa hari terakhir tidak akan mempengaruhi pembicaraan.
“Jelas bahwa jika presiden melakukan percakapan ini, mereka bermaksud untuk membahas masalah dan tidak membuat jalan buntu,” kata Peskov kepada wartawan Selasa.
Menlu Rusia Memperingatkan Eropa Akan Mimpi Buruk Konfrontasi Militer
Putin Membalas Peringatan NATO
Pembicaraan Biden dengan Putin hari Selasa (7/12), yang akan menjadi percakapan keempat pasangan itu sejak presiden Amerika menjabat pada Januari, juga dimaksudkan untuk meredakan ketegangan yang memuncak lagi setelah penumpukan pasukan Rusia sebelumnya di musim semi pertama kali menimbulkan kekhawatiran perang. *** (Sumber: Bloomberg; Foto: EU Reporter)
Comments ( 0 )