Deasy Tantra Tampilkan Berbagai Fase Kehidupan, Rayakan Lima Tahun Berkarya
Deasy Tantra Tampilkan Berbagai Fase Kehidupan, Rayakan Lima Tahun Berkarya
Surabaya, Kabarindo- Perancang busana, Deasy Tantra, merayakan lima tahun perjalanan karirnya dalam berkarya dengan menggelar fashion show tunggal bertajuk “The Echoes of Seasons” yang menampilkan karya-karyanya sejak awal karir hingga saat ini.
Menurut Deasy, usia lima tahun adalah sebuah awal untuk proses yang lebih berjenjang lagi ke depannya. Ia memilih Surabaya sebagai tempat digelarnya fashion show, karena Deasy ingin memulai semuanya dari rumah atau tempatnya berasal.
“Saya mau memulainya dari sini dan berharap ke depannya karya-karya saya bisa melalang buana kemana saja tanpa batas,” ujarnya.
“The Echoes of Seasons” merupakan fashion Show perdana yang digelar oleh Deasy, namun busana rancangannya sudah digunakan untuk kebutuhan pemotretan sejak pandemi 2020. Momentum ini menjadi salah satu titik penting bagi karirnya.
Deasy menjelaskan, The Echoes of Seasons memiliki arti beberapa jenis musim yang merepresentasikan siklus kehidupan manusia. Ada fase saat gairah masa muda bergelora, euforia saat pesta malam hari, ada pula masa ingin menunjukkan sisi keanggunan pribadi seseorang. Fase-fase ini diterjemahkan Deasy dalam karyanya yang berjumlah 42 busana.
Fashion show tersebut dikemas dalam 2 sesi, Deasy mengeksplor banyak sisi dari dirinya dengan menampilkan bermacam warna yaitu putih, nude, blue, grey, black, pink, rose gold dan lainnya. Deasy mengaku terinspirasi dari bentuk bunga atau floral yang memberikan kesan anggun pada setiap busana rancangannya.
Deasy melihat, pecinta busana rancangannya selama 5 tahun terakhir cukup pesat. Mereka terdiri dari beragam usia mulai anak-anak, remaja hingga dewasa, serta berasal dari berbagai kota mulai dari Surabaya, Jakarta hingga Medan, Manado dan sekitarnya. Ia melihat bagaimana transformasi usia, bentuk badan dan lainnya pada klien-kliennya.
“The Echoes of Seasons memiliki makna yang dalam bagi perjalanan karir saya maupun pecinta karya saya. Saya melihat mereka yang masih remaja, kini datang lagi kepada saya untuk merancang gaun-gaun yang lebih dewasa. Saya diberi kesempatan untuk menyaksikan mereka tumbuh. Ini adalah hal yang menyenangkan,” tuturnya.
Permintaan akan busana rancangannya yang terus meningkat, membuat Deasy makin bersemangat dalam melahirkan ide-ide kreatif dan menyesuaikan dengan konsep foto klien.
“Permintaan busana rancangan saya untuk foto makin banyak. Apalagi ketika terjadi pandemi Covid 19, orang-orang tidak bisa melakukan kegiatan di luar rumah. Jadi banyak yang kemudian berinisiatif untuk melakukan sesi foto intimate sendiri,” ujar Deasy.
Fotografer Cyndudud menambahkan, pandemi tersebut memunculkan tren baru di masyarakat. Banyak orang yang ingin menggelar acara, namun tak bisa, sehingga foto portraiture dengan mengusung konsep atau tema banyak diminati.
“Saya sebagai fotografer dan Deasy sebagai perancang busana, berkolaborasi untuk mengerjakan photoshoot tersebut,” ujar Cyndudud.
Menurut Deasy, busana itu sangat penting, karena merupakan satu-kesatuan konsep yang tidak dapat dilepaskan. Ia mengatakan, busana yang dipakai harus sejalan dengan konsep yang dipilih. Kita harus mengerti warnanya apa, bentuknya seperti apa, apakah cocok dengan konsepnya atau tidak. Misalnya ingin memmakai konsep dengan gaya A, namun bajunya dengan gaya B.
“Tentu saja tidak cocok. Hasil fotonya nanti tidak maksimal,” ujar Cyndudud.
Deasy Tantra menambahkan, setiap klien memiliki keunikan masing-masing, karena bentuk badan yang berbeda, Ada bentuk badannya petite, ada yang tinggi dan lain-lain. Jadi dalam merancang busana harus menyesuaikan, agar klien dapat terlihat proporsional. Mereka juga bisa memilih warna kesukaan, sehingga membuat lebih percaya diri dalam menggunakan busana tersebut,” ujar Deasy.
Comments ( 0 )