Drama Musikal Pengin Hijrah Siap Pentas pada 23-24 Agustus 2025

Drama Musikal Pengin Hijrah Siap Pentas pada 23-24 Agustus 2025

Drama Musikal Pengin Hijrah Siap Pentas pada 23-24 Agustus 2025

Surabaya, Kabarindo- Drama musikal “Pengin Hijrah” hasil kolaborasi MBK dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) siap pentas di Graha Bakti Budaya, TIM, Jakarta, pada 23-24 Agustus 2025 mendatang pukul 14.00 & 19.30 WIB. Tiket dapat dipesan melalui Loket.com dengan harga Rp.400.000 untuk tiket Silver, Gold Rp.600.000 dan Platinum Rp. 900.000.

Suzen HR Tobing, Wakil Rektor II Institut Kesenian Jakarta, mengatakan Pengin Hijrah diperuntukkan semua pecinta seni pertunjukan berkelas dunia dengan teknologi Immersive yang bakal memanjakan mata penonton.

“Drama musikal ini layak ditonton oleh keluarga yang 'haus' pertunjukan laiknya Broadway yang gegap gempita, namun dengan kemasan syahdu dan hikmat. Pertunjukan tersebut bakal memperlihatkan universalitas cinta yang sesungguhnya. Hijrah hakiki itu tidak dalam perspektif agama tapi kemanusiaan," jelasnya.

Pengin Hijrah mengisahkan Alina, diperankan Rahel Putri Ardani Budiono, seorang mahasiswi penerima beasiswa yang juga seorang influencer yang populer dan menjalani kehidupan yang penuh gemerlap di dunia digital. Namun hidupnya berubah drastis setelah kecerobohan pacarnya dalam memposting foto seksi Alina, hingga membuat citra kampusnya tercoreng.

Akibatnya, beasiswanya dicabut, nama baiknya di kampus rusak, dan ia kehilangan banyak peluang mendapatkan penghasilan dari endorsement. Ditambah dengan komentar pedas netizen yang terus menyerangnya.

Alina mulai mempertanyakan kehidupannya. Dalam kegalauan dan keterpurukan, ia berpikir untuk hijrah dan memperbaiki diri. Namun keinginan Alina untuk hijrah mengalami banyak tantangan. Banyak godaan dan distraksi yang membuatnya sulit fokus. Di sisi lain, Omar (Mahatva Zakie Siregar), seorang mahasiswa tingkat akhir yang dikenal religius, tengah berjuang menyelesaikan skripsinya.

Pertemuan Alina dan Omar menjadi titik balik dalam perjalanan mereka. Alina terinspirasi oleh keteguhan Omar, sementara Omar justru diuji dengan kehadiran Alina yang tanpa sadar menarik perhatiannya. Konflik muncul saat hubungan mereka semakin dekat. Omar dipanggil oleh neneknya untuk pulang ke Uzbekistan. Ia tidak tahu bahwa keluarganya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis di sana.

Omar dihadapkan pada dilema. Haruskah ia menerima kehendak keluarganya yang sudah menyiapkan masa depannya sejak lama? Ataukah ia memperjuangkan perasaan dan keyakinannya terhadap Alina? Omar memutuskan untuk mendatangkan Alina ke Uzbekistan demi memperjuangkan hubungan mereka. Namun kehadiran Alina menjadi ujian baru.

Keluarga Omar menolak Alina dengan dingin, memandangnya bukan sebagai calon istri yang pantas bagi Omar. Kecewa dan sakit hati, Alina pergi meninggalkan semuanya. Omar berusaha mati-matian mencarinya di setiap penjuru Uzbekistan, berlari melawan takdir yang seakan menghalangi jalannya. Di tengah salju yang turun di jalanan kota tua Samarkand, Omar akhirnya menemukan Alina. Namun apakah mereka benar-benar ditakdirkan bersama? Ataukah hijrah mereka justru harus berpisah demi kebaikan masing-masing?

Foto: istimewa