Film Desa Mati Siap Tayang 6 Maret, Bakal Hantui Penonton

Film Desa Mati Siap Tayang 6 Maret, Bakal Hantui Penonton

Film Desa Mati Siap Tayang 6 Maret, Bakal Hantui Penonton

Surabaya, Kabarindo- Film horor Desa Mati akan menyemarakkan bioskop pada awal Ramadhan ini mulai 6 Maret 2025.

Posternya menampilkan seorang perempuan dengan wajah mengerikan. Setengah dari wajahnya dipenuhi oleh akar belukar. Pada bagian mata kanannya tampak sebuah rumah terbengkalai yang ditumbuhi pepohonan besar. Sementara mata kirinya terlihat hitam dan kosong.

“Kami ingin menguji nyali penonton dengan poster Desa Mati the Movie ini. Beranikah kau mendatangiku di Desa Mati?” kata produser Pilip Tenonet dari Kami Sinema.

Film tersebut diproduksi oleh Kami Sinema dengan sutradara Sipu Groso yang menghadirkan sederet pemain. Yaitu Samuel Rizal sebagai Wiryo, Adila Fitri.(Ajeng), Frissly Herlind (Lintang), Kiesha Alvaro (Arga), Ehan Brendan (Dimas) dan Shakira Sheldrick (Sandra). Juga ada Ence Bagus, Mastur, Anyun Cadel, Ibnu Gundul dan lainnya.

Sipu Groso nenjelaskan, semua berawal dari penberitaan tentang desa mati di Indonesia. Salah satunya di daerah Majalengka. Akses jalan masih susah untuk mencapai desa. Malahan desa-desa yang ditinggalkan penduduknya, karena bencana atau musibah.

"Yang membuat kita tertarik adalah berita ada seorang anak kecil perempuan yang ditinggal atau memang tinggal sendirian di suatu desa. Itu yang menjadi ide awal kita membangun cerita Desa Mati the Movie," jelasnya.

Proses syuting berlangsung pada pertengahan Januari 2023 lalu selama 14hari di pelosok Gunung Kidul yang susah dapat sinyal hape. Sipu menuturkan, sebelum syuting diberi tahu oleh sesepuh di sana untuk lebih berhati-hati, karena daerah tersebut memiliki aura mistis dan angker.

“Ada kejadian pemain kesurupan dan ngamuk-ngamuk, menyuruh kita untuk berhenti syuting, sampai kita minta tolong sesepuh di situ untuk mengusir makhluk yang tak kasat mata itu,” paparnya.

Desa Mati berkisah tentang lima orang mahasiswa, Lintang dan teman-temannya yang berlibur ke obyek wisata sendang. Dalam perjalanan, mereka malah terjebak di sebuah desa mati. Mereka menemukan potongan tubuh manusia di kuali masakan penduduk desa yang ternyata adalah salah satu desa mati di sekitar objek wisata tersebut. Apakah benar desa itu dihuni demit pemangsa manusia? Apakah penduduk desa itu mengurban darah manusia untuk hidup abadi?

Foto: istimewa