Hamid Awaludin: Wajar Megawati Marah pada Kekuasaan Saat Ini!

Hamid Awaludin: Wajar Megawati Marah pada Kekuasaan Saat Ini!

KABARINDO, JAKARTA - Perkembangan politik yang kian hari kian menghangat ditambah nada tinggi terbuncah dimulut Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Megawati Soekarnoputri dikarenakan nada-nada bangkitnya Neo Orde Baru mulai ditampakkan. 

Dalam podcast HOT (Hamid on Talk di visualtv.live Prof. Hamid Awaludin, S.H., Ph.D. yang juga mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia sejak 8 April 2008, ini
memaparkan kritikan Megawati terdapat kekuasaan yang ada saat ini yang tiba-tiba menghentak dan mengguntur yang diketahui selama ini politik Megawati selalu kalem dan senyap.

"Tapi dalam beberapa hari ini Ibu Mega mengguntur, berpekik kencang mengatakan sikapnya bahwa kekuasaan sekarang tidak beres bahkan dia membandingkan kekuasaan orde baru yang menggilasnya. Ini wajar, karena tidak ada orang yang berpengalaman empirik dalam politik sebanyak pengalaman  Ibu Mega, dia tindas oleh Orde Baru dan sekarang pun terkesan dihimpit oleh kekuasaan yang ada," papar Hamid.

Ironi memang,  Hamid Awaluddin yang juga  pernah menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Bersatu dari 20 Oktober 2004-8 Mei 2007 ini, melanjutkan bahwa karena Megawati itu adalah orang yang membahas segala ongkos untuk keberadaan kekuasaan yang ada sekarang ini.

Kenapa Megawati Marah? Sebagai politisi yang banyak makan garam politik Megawati itu memilik radar dan intuisi yang sangat sensitif terhadap perkembangan politik.

"Megawati sepertinya melihat roda kekuasaan sekarang ini ada gelagat yang tidak beres. Ada kesan Megawati menyaksikan adanya kecendrungan menginjak-menginjak demokrasi dan konstitusi yang ia perjuangankan berpuluh-puluh tahun, " bebernya lagi 

Seperti Mahkamah Konstitusi (MK),  Megawati kecewa dengan lembaga ini yang di mana dirinya ikut membidani ketika ia berkuasa yang tujuannya menjaga Konstitusi, tiba-tiba menjadi alat pengabsah menginjak-injak konstitusi dengan cara meloloskan seseorang untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang didesakkan dengan berbagai kiat.

"Logis saja jika Ibu Mega marah, dia yang kan memelihara sebuah dinasti politik, memberi panggung melalui PDI Perjuangan dipelihara, ada orang yang mau menumpang, gratis di dalam rumahnya, tidak lama kemudian orang yang menumpang tersebut tiba-tiba bakar rumahnya dari belakang. Ya siapa yang tidak marah donk,"  Hamid menegaskan lagi. 

"Kemarahan Ibu Mega ini bukanlah kemarahan seorang diri, tapi kemarahan publik," punkasnya. 

Hamid Awaludin pun mengajak agar tidak ikut kehimpit atau terinjak-injak oleh adegan politik sirkus ini, rakyat Indonesia harus tetap berpikir kritis. Dalam demokrasi hanya kritiklah bisa menjaga kehidupan demokrasi. Jika kritik sudah dibungkam, itu adalah awal malapetaka demokrasi. Foto: Tangkapan layar visualtv.live