Indonesia Jangan Terjebak: Menolak Strategi “Kosongkan Gaza”

Indonesia Jangan Terjebak: Menolak Strategi “Kosongkan Gaza”

Oleh: ZA Zen, Pelaku Seni dan Pemerhati Budaya

Hari ini, janji sejarah Indonesia diuji dengan cara yang paling berat. Sejak awal kemerdekaan, bangsa ini berdiri teguh pada mandat konstitusi: menentang segala bentuk penjajahan di atas bumi. Palestina adalah cermin di mana kesetiaan Indonesia kepada amanat itu tengah diuji.

Di balik propaganda yang dibangun oleh Israel dan sekutunya, terdapat strategi licik yang disebut “mengosongkan Gaza.” Tujuannya jelas: memindahkan paksa rakyat Palestina, melucuti identitas, lalu menancapkan kolonialisme permanen. Inilah kejahatan kemanusiaan yang dihalalkan dengan retorika keamanan.

Sejatinya, bahkan bila hanya segelintir, kurang dari seribu orang dipaksa hengkang, itu sudah mencoreng citra bangsa Indonesia bila kita bungkam. Sebab sejarah akan bertanya: di manakah suara kita ketika tanah, martabat, dan kehidupan manusia digusur atas nama politik kekuasaan?

Bapak Presiden Prabowo Subianto, izinkan saya sebagai rakyat bapak menyampaikan suara hati. Bapak tidak boleh hanya menjadi Presiden yang membanggakan bangsa Indonesia; Bapak harus menjadi teladan dunia. Bapak harus menginspirasi para pemimpin negara-negara lain, sekaligus memberi harapan kepada generasi muda Indonesia, bahwa pemimpin sejati berdiri di atas keberanian moral, bukan sekadar hitungan diplomatik.

Bapak, sejarah memberi kesempatan langka. Indonesia bisa menjadi jangkar lahirnya tatanan dunia baru-tatanan yang harmonis, adil, dan bermoral mulia. Bila ada negara yang dengan pongah menyebut dirinya “polisi dunia” padahal sejatinya penindas culas tanpa malu, maka Indonesia harus hadir sebagai antitesisnya: bangsa yang menegakkan martabat manusia, bangsa yang tak pernah takut berpihak pada kebenaran.

Saya yakin, Bapak Presiden bisa memulai dan menetapkan kebijakan yang bersejarah: menolak strategi pengosongan Gaza, membela Palestina, dan meneguhkan Indonesia sebagai inspirasi dunia. Karena itulah puncak kehormatan, itulah jejak abadi yang kelak dikenang umat manusia.