Jurus Jitu Anggota MIND ID Menjaga Lingkungan Tetap Lestari

Jurus Jitu Anggota MIND ID Menjaga Lingkungan Tetap Lestari
Jurus Jitu Anggota MIND ID Menjaga Lingkungan Tetap Lestari

PERTAMBANGAN BERKELANJUTAN : Seorang karyawan PT Vale sedang melakukan aktivitas di fasilitas produksi nikel PT Vale di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (FOTO/ANTON CH)

 

Industri pertambangan terus melakukan transformasi. Tak sekadar meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi, namun lebih dari itu. Perusahaan tambang di bawah naungan holding MIND ID terus menegaskan komitmennya melakukan kegiatan pertambangan berkelanjutan dengan memanfaatkan energi bersih.

 

-----

Anton CH

 

Hari masih pagi, kicau burung terdengar nyaring bersahutan. Namun suasana Matano Yacht Club di tepi danau Matano, Sorowako, Sulawesi Selatan sudah sangat ramai. Dua raft (perahu) merapat ke dermaga setelah sebelumnya berkeliling ke danau Purba itu. Salah satu kapal ditumpangi rombongan CEO PT Vale Indonesia, Tbk. (PT Vale) Febriany Eddy. Tampak  Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Fakrulloh, Bupati Luwu Timur, H. Budiman , dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia  Tony Wenas.

 

Beraneka makanan dan minuman tersedia di lima meja berwarna putih berukuran besar menyambut kehadiran rombongan. “Kami berkeliling danau untuk melihat bahwa air danau tetap jernih dan bersih,”ungkap Febriany saat ditemui di Sorowako pada peringatan HUT ke-56 PT Vale beberapa waktu lalu. Febriany seolah ingin menunjukkan bahwa perusahaan yang dipimpinnya memiliki komitmen tegas menjaga lingkungan tetap lestari dengan menerapkan konsep pertambangan berkelanjutan dari hulu hingga hilir. “Sudah menjadi komitmen dan DNA PT Vale untuk menerapkan pertambangan berkelanjutan,”imbuhnya.

Sebagai anggota holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Vale menjadikan keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari bisnis dengan membangun ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta memitigasi dampak operasi pertambangan. “Kami membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan, berinvestasi dalam mengurangi dampak kegiatan pertambangan, bekerja dengan standar etika yang tinggi, mengedepankan manajemen yang transparan, dan secara aktif berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta pembangunan berkelanjutan,”tegasnya. Menghargai Bumi dan masyarakat merupakan komitmen yang dipegang teguh PT Vale. Perusahaan ini menerapkan praktik terbaik dan terus berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan. PT Vale berupaya meminimalkan dampak terhadap alam dan melestarikan bumi untuk generasi mendatang.

DANAU MATANO : Manajemen PT Vale bersama para stakeholder memantau kualitas air danau Matano yang tetap terjaga kualitasnya. (FOTO/ANTON CH)

 

PT Vale berkomitmen mengelola dan melindungi lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) sesuai ISO 14001:2015 serta Prinsip-prinsip Pengelolaan Tambang Berkelanjutan Berdasarkan Kerangka Kerja Pembangunan Berkelanjutan International Council on Mining and Metals (ICMM). Penerapan EMS memberikan konsistensi dalam pengelolaan lingkungan melalui alokasi sumber daya, pemilihan tanggung jawab, dan evaluasi berkelanjutan yang diintegrasikan dengan proses bisnis Perseroan.

“Di Vale kami mengutamakan keseimbangan profit, people dan planet. Sehingga kami tidak memikirkan profit saja. Tambang harus jangka panjang sehingga kami berpikir apa dampak ke depan,”papar Febriany. Dia menegaskan, PT Vale menyadari, pertambangan berkelanjutan menjadi keharusan. Karenanya, kegiatan reklamasi dan reforestasi tak hanya dilakukan di kawasan yang di tambang, tetapi juga diluar kawasan. “Kami harus menjadi benchmark dunia. Tak hanya Indonesia,”paparnya. PT Vale melakukan beragam inisiatif untuk menjaga kelestarian lingkungan. Seperti rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilakukan di 17 kabupaten di Sulawesi Selatan, dan dua kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah. Rehabilitasi dilakukan dengan menanam pohon 3,7 juta pohon, yang di dalamnya terdapat 17.631 pohon endemik.

Apa yang diungkapkan Febriany tak sekadar klaim semata. PJ Gubernur Sulsel Zudan Fakrulloh menjadi saksi komitmen pertambangan berkelanjutan yang dilakukan PT Vale. Bahkan, Zudan mengaku takjub dengan lingkungan di sekitar tambang, termasuk danau Matano, yang kelestariannya tetap terjaga selama 56 tahun. “Vale merupakan salah satu perusahanan tambang terbaik di Indonesia, dan kondisi danau tetap terjaga meski disekelilingnya ada penambangan nikel yang lebih dari setengah abad,”ungkapnya.Zudan pun menilai, apa yang dilakukan PT Vale bisa diadopsi dan dilakukan oleh perusahaan lain. “PT Vale ini sudah bagus, nah bisa diterapkan oleh perusahaan lain di tempat lain,”paparnya.

PENGOLAHAN AIR : Dua karyawan PT Vale memantau fasilitas pengolahan air bekas tambang. (FOTO/ANTON CH)

 

Sedangkan Bupati Luwu Timur H Budiman berkisah, selain menjaga lingkungan tetap lestari, PT Vale juga memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat dan perekonomian kabupaten yang dipimpinnya. “Mencapai (kontribusi) sekitar Rp600 miliar. Ini tentu bukti nyata dari komitmen, dedikasi, dan kerja keras seluruh jajaran perusahaan dalam memberikan kontribusi terbaiknya bagi pembangunan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional,”tegasnya.

 

Mereklamasi Area Bekas Tambang, Menjaga Keseimbangan Alam

Manager Long Term Mine Plan PT Vale Muhammad Ibnu Rusjid Andi tak berhenti memberikan penjelasan mengenai komitmen PT Vale untuk mengembalikan area bekas tambang seperti semula, meskipun sinar matahari menyengat dan angin kencang menerpa bukit Solia. “Bukit ini dulu adalah area tambang, sekarang kami kembalikan seperti semula,”ungkapnya. Ucapan Ibnu bukanlah sekadar klaim atau pamer semata, namun begitulah faktanya. Bukit Solia menjadi bukti nyata kegiatan pertambangan berkelanjutan sesuai prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang diterapkan PT Vale. Bukit Solia lebih tampak sebagai lokasi wisata, tak ada lubang bekas tambang yang menganga. Seluruh area bukit sudah dipenuhi pepohonan yang rindang. PT Vale melakukan reklamasi di Bukit Solia dengan menanam berbagai jenis pohon lokal, seperti trembesi, sengon, dan kayu putih. Reklamasi ini dilakukan untuk memulihkan fungsi ekologis dan biodiversitas kawasan

“Kami juga melakukan reklamasi di bukit Himalaya. Mengembalikannya seperti semula,”paparnya. Bukit Himalaya yang dimaksud Ibnu bukanlah bukit di Nepal, namun di dalam area konsesi PT Vale di Sorowako. Bukit Himalaya berubah wujud dari lahan gersang menjadi hutan tropis dengan banyak pohon besar sejak 2006 silam. Banyak yang tak menyangka, bukit yang dipenuhi beragam tanaman itu merupakan bukit bekas tambang nikel. PT Vale Indonesia menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin (Unhas), serta Dinas kehutanan Lutim dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mengembalikan Bukit Himalaya seperti semula.

PT Vale mengembangkan bibit tanaman di Taman Kehati Sawerigading Wallacea. Luas Taman Kehati total 75 hektare, Memiliki kapasitas 700.000 bibit pohon per tahun. Hingga kini, lahan yang telah di-reforestasi sejak perusahaan ini beroperasi di Indonesia, mencapai 250% dari total lahan yang telah dibuka. PT Vale telah menancapkan 16 juta pohon di luar area tambang. Terdiri dari dua juta pohon lokal, sisanya pohon endemik. “Kami tak sekadar menambang, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Itu sudah menjadi komitmen kami,”tegas Ibnu. Hingga Agustus 2024, terdapat 3.818 hektare (ha) lahan yang telah direklamasi oleh PT Vale. 

 

Pakar Lingkungan yang juga mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Alexander Sonny Keraf kepada Kabarindo.com mengungkapkan, perusahaan tambang nasional terus melakukan transformasi dan inovasi untuk menghadirkan pertambangan berkelanjutan. “Tujuannya, tidak hanya menghasilkan profit bagi perusahaan, tetapi juga menghadirkan benefit agi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi tambang,”tegasnya. Dia mengungkapkan, perusahaan tambang seperti PT Vale sudah pasti menerapkan kaidah pertambangan berkelanjutan sesuai dengan konsep green mining.

Dulu industri pertambangan memiliki stigma sebagai industri yang merusak lingkungan dan tak peduli masalah sosial. Industri pertambangan diidentikkan dengan isu deforestasi dan perusak hutan. Namun, stigma itu kini dijawab dengan menghadirkan konsep good mining practise, salah satunya melalui reforestasi. “Perusahaan tambang seperti PT Vale tidak semata mengejar profit , namun juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Masalah ekonomi, sosial, lingkungan berkembang bersama,” tegasnya.

Sedangkan Wakil Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) M Toha mengatakan, PT Vale menjadi role model penerapan good mining practice di Indonesia. “Vale merupakan salah satu perusahaan tertua, sejak 1969. Artinya mereka sudah matang dan yang mereka jalankan sekarang adalah perbaikan terus menerus selama puluhan tahun,”sebutnya. PT Vale lanjut dia, terus melakukan inovasi dan improvement setiap saat demi terus menjaga konsistensi kegiatan pertambangan berkelanjutan.”Kaidah pertambangan yang berkelanjutan itu role modelnya ada di PT Vale,ini harus diduplikasi oleh perusahaan-perusahaan lain. Termasuk di seluruh anggota MIND ID,”tutupnya.

 

Menggunakan Energi Bersih untuk Menekan Emisi

Proses pengolahan nikel di pabrik pengolahan PT Vale tentunya tak luput dari limbah buangan atau emisi, Namun demikian, anggota MIND ID itu berkomitmen untuk mengurangi emisi udara. PT Vale membangun peta jalan dan implementasi menuju net zero emisi secara bertahap. Yakni pengurangan 33% emisi GRK pada tahun 2030 dari baseline tahun 2017 silam. Peta jalan ini mulai diimplementasikan melalui beberapa program quick win sejak tahun 2019. Salah satu pencapaian penting adalah penggunaan 100% tenaga listrik dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA )di Sorowako, menjadikan pabrik PT Vale sebagai salah satu yang paling rendah emisi karbon di Indonesia. Pengurangan emisi juga dilanjutkan di proyek pengembangan Morowali, dimana smelter akan beralih ke energi bersih melalui pasokan listrik dari gas alam. Langkah ini terbukti mampu menekan emisi GRK serta polusi udara. 

PENGOLAHAN : Pekerja sedang melakukan aktivitas di fasilitas pengolahan nikel PT Vale (FOTO/ANTON CH)

 

Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale, Budiawansyah mengatakan, PT Vale mendeklarasikan bahwa tujuan utama adalah mengurangi emisi GRK scope satu dan dua sebesar 33% pada tahun 2030 hingga akhirnya mencapai Net Zero Emission pada 2050.  “Di Glasgow (COP 26), kami mendeklarasikan tujuan kami untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” paparnya.

Lima tahun kedepan, PT Vale fokus dalam mengganti reduktor di Kiln menjadi biomassa. Budiawansyah menyoroti bagaimana PT Vale telah melakukan uji coba hingga hingga 50% biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan di tahun 2024 ini direncanakan akan melakukan long trial 10% biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi.  “Saat ini kami telah melakukan trial hingga 50% biomassa sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan 20% biomassa sebagai burner pada coal mill,” ungkapnya.

Untuk menekan emisi, PT Vale juga berkolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga, untuk menggunakan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel dalam operasional alat berat. Penggunaan HVO diterapkan pada dua unit truk tambang Komatsu dan Caterpillar dengan kapasitas 100 ton, yang diuji coba selama satu bulan. Hasil uji coba menunjukkan peningkatan efisiensi yang signifikan dalam operasional, serta pengurangan emisi karbon hingga 70%. Penggunaan HVO juga terbukti mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan dengan diesel konvensional.

Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan strategi besar perusahaan dalam dekarbonisasi dan pengurangan jejak karbon. “Penggunaan HVO merupakan langkah strategis dalam mencapai target dekarbonisasi kami. Selain mendukung efisiensi operasional, bahan bakar ini membantu mengurangi dampak lingkungan secara signifikan,” ujarnya. Dengan adopsi bahan bakar terbarukan seperti HVO, PT Vale berharap ini menjadi standar baru dalam industri pertambangan dan mendorong perusahaan lain untuk mengambil  langkah serupa. “Hanya dengan kolaborasi dan inovasi di seluruh industri kita bisa mencapai target Net Zero Emission secara nasional,”katanya.

Abu Ashar menegaskan, PT Vale terus berinovasi dalam penerapan energi bersih, seperti penggunaan kendaraan listrik dan boiler berbasis energi terbarukan di operasional tambang. PT Vale juga telah menggunakan biochar sebagai pengganti batubara  dengan target penerapan penuh pada tahun 2027. Dengan berbagai inisiatif ini, PT Vale semakin memantapkan posisinya sebagai pelopor dalam industri pertambangan hijau di Indonesia.

INSPEKSI : Dua karyawan PT Vale melakukan inspeksi di fasilitas produksi. (FOTO/ANTON CH)

Head of Communications PT Vale Vanda Kusumaningrum menambahkan, pada CEO Dialogue on Climate Actions dalam Conference of the Parties (COP)29 di Baku, Azerbaijan, PT Vale menegaskan kembali komitmennya terhadap aksi iklim melalui inisiatif untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan produksi nikel yang bertanggung jawab. Denga investasi senilai USD9 miliar, bersama mitra-mitranya, PT Vale berupaya memenuhi permintaan nikel dunia dengan cara yang berkelanjutan. Dengan fokus pada operasi rendah karbon yang berkelanjutan, PT Vale berkomitmen untuk mendukung strategi pertumbuhan hijau Indonesia serta upaya untuk memposisikan Indonesia sebagai pemain global yang bertanggung jawab dalam transisi energi.

Itu berarti, misi PT Vale jelas, yakni mempercepat pertumbuhan, namun secara bertanggung jawab. Saat ini, produk nikel olahan PT Vale memiliki intensitas karbon emisi terendah di industri pengolahan/peleburan bijih nikel, menjadikan PT Vale sebagai mitra andal dan bertanggung jawab untuk transisi energi dunia

MIND ID sebagai Holding, terus mendorong implementasi tata kelola perusahaan yang baik serta good mining practice. Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, mengatakan bahwa BUMN Holding Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk, terus menjalankan operasional yang mengutamakan peningkatan nilai tambah optimal serta implementasi prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Grup MIND ID meyakini bahwa mineral dan batubara adalah sumber daya alam terbatas, sehingga pemanfaatannya harus berlandaskan perhitungan yang matang agar mampu memberi dampak sebesar-besarnya bagi negara dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Heri mengatakan, dari sisi operasional, Grup MIND ID mengedepankan smart operation melalui automasi, digitalisasi, dan inovasi demi menciptakan efisiensi serta mampu meminimalisir risiko kerja. Grup MIND ID juga menetapkan standar operasional untuk memastikan peningkatan kinerja dapat konsisten dicapai dalam jangka panjang. “Seluruh inisiatif strategis dijalankan dengan semangat untuk membangun integrasi yang lebih luas agar rantai manfaat dapat dirasakan seluruh pihak, termasuk masyarakat sekitar wilayah operasional,”tegasnya.