Kepolisian Dalami Kasus Vaksin Kosong di Medan
KABARINDO, MEDAN - Penyidik Polda Sumatera Utara masih mendalami kasus penyuntikan vaksin kosong yang diduga dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes) kepada dua siswi Sekolah Dasar (SD) Wahidin di Labuhan Deli.
"Pendalaman dilakukan dengan menganalisa video, menggali informasi dan fakta-fakta di lapangan, kita tidak terburu-buru menetapkan tersangkanya," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi dalam keterangan tertulis, Rabu.
Hadi menyebutkan, selain itu pendalaman dengan mengaudit jumlah vaksin yang digunakan pencapaian vaksinasi (target) dan lainnya.
Kasus tersebut awalnya ditangani Polres Belawan. Namun untuk lebih mempercepat dan mendalami serta memudahkan koordinasi penyidikan, maka kasus itu diambil alih Polda Sumut.
"Untuk mempermudah penyelidikan kasus vaksinasi kosong itu ditindaklanjuti Dit Reskrimum Polda Sumut," kata Kabid Humas Polda Sumut.
Sebelumnya, personel Polda Sumut memeriksa para saksi dalam kasus penyuntikan vaksin kosong kepada dua siswi Sekolah Dasar (SD) Wahidin di Labuhandeli untuk dilakukan penyidikan lebih mendalam.
Polda Sumut telah memeriksa 13 saksi dan termasuk dua orang siswi SD Labuhandeli yang menjadi korban vaksinasi kosong.
Mengenai motif pelaku menyuntikkan vaksin kosong kepada siswi tersebut, masih dalam penyidikan. Dalam kasus vaksinasi kosong ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Polda Sumut memeriksa tenaga kesehatan (nakes) diduga menyuntikkan vaksin kosong kepada dua siswi SD di Labuhandeli yang videonya viral di media sosial (medsos).
Polda Sumut merespon cepat dan mendalami rekaman video yang viral serta memeriksa pihak-pihak terkait.
Polda Sumut tengah memeriksa vaksinator G dan petugas, yakni W. Keduanya merupakan tenaga kesehatan di Rumah Sakit (RS) Delima Martubung dan juga akan terus mendalami dengan meminta keterangan saksi ahli.
Video tersebut direkam saat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SD Wahidin Medan Labuhan, Senin (17/), yang digelar oleh Polsek Medan Labuhan, Polres Pelabuhan Belawan, bekerjasama dengan RS Delima Martubung.
Video tersebut direkam oleh orang tua korban K saat sang anak O (11) tengah divaksinasi.
Sumber: Antara
Comments ( 0 )