Natallia Hersche Dibebaskan setelah 17 Bulan

Natallia Hersche Dibebaskan setelah 17 Bulan

KABARINDO, MINSK – Seorang wanita Swiss-Belarusia telah dibebaskan hari Jumat (18/2) setelah menghabiskan 17 bulan di penjara karena mengambil bagian dalam demonstrasi oposisi.

Natallia Hersche yang berkewarganegaraan ganda itu ditangkap di Belarus pada September 2020 karena memprotes pemilihan kembali Presiden Alexander Lukashenko yang disengketakan.

Amnesty International mengatakan Hersche dijatuhi hukuman karena menolak penangkapan dan melepaskan balaklava dari seorang petugas polisi anti huru hara. Dia dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara tetapi dibebaskan lebih cepat.

Penangkapannya telah menyebabkan ketegangan antara kedua negara. 

Staf diplomatik Swiss mengatakan mereka telah bertemu dengannya 14 kali sejak dia ditahan dan mengatakan pembebasannya adalah "hasil dari upaya intensif".

Departemen Luar Negeri Federal Swiss mengatakan pada hari Jumat (18/2) bahwa Hersche sekarang berada di kedutaan Swiss dan akan segera kembali ke negara itu.

“Merupakan kebahagiaan besar bagi tim saya dan saya bahwa Natallia Hersche akhirnya bebas setelah semua pekerjaan ini, dan dia dapat kembali ke Swiss,” kata Presiden Swiss Ignazio Cassis.

Tahanan Politik

Kelompok pendukung hak asasi manusia berbasis di Minsk, Vyasna, melabeli Hersche sebagai "tahanan politik".

Selama di penjara, Hersche, 52, tiga kali menolak proposal oleh otoritas Belarusia agar dia secara resmi meminta grasi dari Lukashenka karena itu berarti ia mengaku bersalah.

Ia juga sempat mogok makan selama empat hari karena kondisi penjara yang buruk, dan dipindahkan ke penjara dengan keamanan tinggi di Mogilev, Belarus Timur.

Disambut Oposisi

Sviatlana Tsikhanouskaya, pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan juga menyambut baik pembebasan Hersche di Twitter.

“Sangat lega bahwa warga negara Swiss-Belarusia Natallia Hersche akan kembali ke orang yang dicintainya,” tulis Tsikhanouskaya.

“Namun demikian, 1.061 tahanan politik disandera,” tambahnya. “Kita tidak bisa membiarkan diktator menggunakan mereka untuk tawar-menawar.”

Pemerintah Swiss mengatakan mereka tetap berkomitmen untuk melindungi hak asasi manusia di Belarus, termasuk mengamankan pembebasan tahanan lain, memastikan kebebasan berekspresi dan menyelidiki pelanggaran hak.

***(Sumber: Euronews/AP, Radio Free Europe Radio Liberty, Twitter; Foto: RFERL)