NATO Tolak Permintaan Rusia tentang Ukraina

NATO Tolak Permintaan Rusia tentang Ukraina

KABARINDO, Brussels - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah menolak tuntutan Rusia untuk secara resmi membatalkan deklarasi 2008 yang menjanjikan Georgia dan Ukraina, dua negara bekas republik Soviet, keanggotaan aliansi militer Barat itu.

"Hubungan NATO dengan Ukraina akan diputuskan oleh 30 sekutu NATO dan Ukraina, tidak ada pihak lain," kata Stoltenberg kepada wartawan di Brussels, Jumat (10/12).

Ia menambahkan, “Telah dinyatakan berulang kali, mulai dari Undang-Undang Akhir Helsinki pada 1975 dan berkali-kali sejak itu, bahwa setiap negara di Eropa memiliki hak untuk memilih jalan tertentu, dan itu termasuk Ukraina.”

Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah menempatkan sekitar 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina, meningkatkan kewaspadaan di Washington dan di markas NATO di Brussels.

Rusia juga telah  mencaplok wilayah Krimea Ukraina pada 2014 sambil diduga mendukung pemberontak separatis di wilayah Donbas bagian timur negara itu. Pasukan Rusia juga menduduki dua wilayah Georgia yang memisahkan diri.

Pada hari Kamis (9/12), Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beberapa hari setelah dia berbicara dengan Vladimir Putin

Dalam pertemuan terakhir mereka lewat televideo selama dua jam, presiden AS mendesak pemimpin Rusia itu untuk mengambil jalur diplomasi untuk meredakan situasi atau menghadapi sanksi ekonomi yang keras. Sementara, Putin menuntut agar pihak Barat menjamin bahwa Ukraina tidak akan menjadi pangkalan baru NATO.

Baca juga: 

Ancaman Biden dan Janji Putin Terkait Ketegangan Ukraina

Biden Pertimbangkan Memasukkan Bank-bank Rusia ke Daftar...

Zelenskyy mengatakan Biden telah menyampaikan jaminan Rusia bahwa Moskow tidak akan menyebabkan eskalasi. Ia tidak mengecualikan [kemungkinan] mengadakan referendum tentang status masa depan Ukraina timur yang dilanda perang dan semenanjung Krimea.

 

Ukraina menuduh Rusia sedang mempersiapkan kemungkinan serangan militer skala besar, sedangkan Kremlin membantah merencanakan serangan apa pun. *** (Sumber AlJazeera dan Anadolu Agnecy; Foto: NATO)