Penemuan Harta Karun di Proyek MRT Jakarta
KABARINDO, JAKARTA - Keberadaan 'harta karun' rel trem kuno ditemukan hanya sekitar 27 sentimeter dari permukaan aspal jalan di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Rangkaian besi dengan bantalan kayu yang diketahui peninggalan abad 18 hingga abad 19 awal itu tertimbun aspal sekitar kurang lebih 59 tahun lamanya. Ahli arkeolog menyebut, bekas jalur trem peninggalan Belanda.
Penemuan rel trem kuno ini di proyek MRT sempat terungkap beberapa kali. Ahli arkeologi dari tim ekskavasi jalur trem MRT, Charunia Arni sempat menjelaskan upaya penyelamatan sisa infrastruktur zaman Belanda tersebut dilakukan dengan cara pengeboran secara hati-hati dan teliti, serta dilakukan saat siang hari, karena rangkaian rel trem ini termasuk dalam Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Trem merupakan salah satu sarana transportasi yang cukup beken pada masa kolonial Belanda, khususnya di Batavia (Jakarta). Moda transportasi trem melakukan revolusinya, diawali dengan trem kuda pada tahun 1869, kemudian pada 1881 keberadaan trem kuda digantikan trem uap.
Pada tahun 1881, trem tidak lagi ditarik oleh kuda, melainkan dengan lokomotif yang dijalankan dengan ketel uap. Diketahui, rute dari trem uap juga menjadi lebih panjang dibandingkan dengan rute trem kuda. Untuk rutenya, dari Pasar Ikan sampai Jatinegara.
Sekitar 20 tahun berlangsung sejak digantinya tenaga kuda menjadi tenaga lokomotif/uap, perkembangan teknologi pada masa itu semakin berkembang, trem uap kemudian tergeser oleh trem listrik. Namun, trem uap masih mengiringi dan beroperasi hingga tahun 1933.
"Mulai dialihkan dari trem uap ke trem listrik pada tahun 1931, dan semua proses elektrifikasi rel selesai di tahun 1934. Jadi, trem listrik mulai berfungsi pada tahun 1934," ujar Charunia Arni.
Penemuan Lainnya
Selama pembangunan proyek MRT fase II Bundaran HI-Kota Tua banyak ditemukan artefak kuno selama penggalian proyek.
Ragam artefak yang ditemukan seperti tulang sendi dan gigi bovidae (hewan pemamah biak, seperti kerbau, antelop, bison), fragmen keramik China, fragmen keramik Eropa, peluru, botol tembikar, hingga koin Belanda
Situs arkeologi berupa rel trem jadul ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A Glodok-Kota. Arkeolog Senior, Junus Satrio Atmodjo, menyebut penemuan ini sudah diprediksi sejak awal fase pembangunan.
"Jalur CP2 dan CP3 sudah diprediksi akan ada situs arkeologi zaman Belanda. Adapun rel trem ini sudah diperkirakan karena sebelumnya sudah pernah ditemukan di dekat Museum Fatahillah," jelas Junus beberapa waktu lalu.
Kisah Penemuan Harta Karun Lainnya
Pada proyek MRT Jakarta banyak ditemukan benda 'harta karun' cagar budaya. Hal serupa juga terjadi pada proyek tol di Jawa, yang mendapati temuan benda Cagar Budaya seperti Tol Solo-Jogja dan Tol Pandaan-Malang dan lainnya.
Berikut beberapa penemuan harta karun sesungguhnya yang pernah terjadi di Pulau Jawa. Penemuan harta karun di Pulau Jawa ternyata pernah ada dan sempat bikin geger pada masa lalu. Umumnya ditemukan tak sengaja oleh warga yang beraktivitas. Harta karun ini ada yang merupakan peninggalan masa kerajaan hingga masa revolusi kemerdekaan.
Emas batangan peninggalan Jepang sempat ditemukan oleh para tentara pada 1946. Nilai emas itu, menurut majalah Ekspres (29/09/1972), hampir mencapai Rp 6 miliar. Detailnya, harta karun itu berupa 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang asalnya dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor.
Harta karun itu lalu diserahkan kepada Bank Negara Indonesia (BNI-46) di Yogyakarta. Direktur BNI-46 kala itu adalah Raden Mas Margono Djojohadikusumo, kakek dari Menteri Pertahanan RI saat ini.
Setelah puluhan tahun berlalu, ada sekitar 15 orang yang mengaku sebagai penemu emas dan berlian itu mendatangi Menko Polkam era orde baru. Sersan Mayor Sidik, menurut Priyatna juga menanyakan kemungkinan adanya hadiah atas penemuan emas dan berlian itu. Sidik tak mendapat apa-apa atas penemuannya.
Emas Kerajaan
Lain cerita di Jawa Tengah tiga dekade lalu, sempat heboh penemuan guci berisi emas harta karun. Hal ini berawal saat enam warga penggali tanah uruk di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten Jawa Tengah tanpa sengaja menemukan empat guci berisi perhiasan emas dan perak pada Oktober 1990 silam. Guci itu ternyata berisi perhiasan berbagai bentuk. Mulai dari gelang, cincin,
Berbagai perhiasan emas dan perak yang disimpan di dalam empat guci itu disebut sebagai temuan maha karya dan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Benda-benda bersejarah itu ditemukan enam orang warga di kedalaman 3 meter tanah berpasir yang digali untuk tanah uruk.
"Yang menemukan 6 orang. Saat mencangkul ada yang kena guci di kedalaman tanah sekitar 3 meter yang berpasir," kata Widodo, salah satu warga yang menemukan dikutip dari detikcom.
Isi guci bermacam benda dari bahan baku emas dan perak. Ada gelang, kalung, mangkok, tas, koin kecil-kecil dan lainnya banyak bentuk lainnya. "Ada 4 guci, yang 2 ukuran besar dan yang 2 kecil. Yang besar isinya koin emas banyak sekali dan yang kecil isinya berbagai perhiasan," kata Sudadi, salah satu penemu lainnya.
Comments ( 0 )