Peringatan Harkitnas: Ketua DPR RI Puan Maharani Ajak Masyarakat Perangi Bahaya Stunting pada Anak

Peringatan Harkitnas: Ketua DPR RI Puan Maharani Ajak Masyarakat Perangi Bahaya Stunting pada Anak

Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) mengajak masyarakat, khususnya kaum perempuan, memerangi bahaya stunting pada anak karena masih menjadi permasalahan di Indonesia.


"Di Hari Kebangkitan Nasional ini, saya mengajak ibu-ibu semua di sini dan seluruh perempuan di Indonesia agar turut berperan aktif dalam memajukan Indonesia. Turut singsingkan lengan baju untuk membuat Indonesia jaya, sehingga Indonesia bisa masuk masa kejayaan era keemasan Indonesia," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan hal itu saat menghadiri sosialisasi bahaya stunting bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Gedung Harsa Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu.

Ia mengatakan perempuan-perempuan sebagai calon ibu wajib mengetahui tentang bahaya stunting pada anak.

Dia menilai stunting berkontribusi pada siklus kemiskinan yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan anak-anak yang menderita tengkes memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterbatasan pendidikan, kesempatan kerja yang terbatas, dan kemiskinan saat masa dewasa.

"Karena itu perempuan harus benar-benar tahu dan paham tentang bahaya stunting, bagaimana agar anak-anak kita tidak terkena stunting, bagaimana agar anak-anak kita bisa lahir dan tumbuh besar dengan sehat, sehingga mereka bisa menjadi kebanggaan orang tua, keluarga dan bangsa," ujarnya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu, menjelaskan stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu saat masa kehamilan ibu hingga anak berusia dua tahun.

Puan mengingatkan ada banyak cara bisa dilakukan untuk mencegah stunting, seperti mencukupi konsumsi protein hewani, sedangkan ibu hamil harus teratur memeriksakan kehamilan minimal enam kali dan memberikan air susu ibu (ASI).

Dalam acara tersebut, ia juga mengajak peserta berdialog, salah satunya dengan Kepala Desa Cikujang Heni Mulyani yang mengaku tengah mengupayakan pengurangan stunting di daerahnya.

"Alhamdulillah kemarin dalam acara saya jadi ketua panitia sosialisasi mengatasi stunting. Berkat dorongan dan bantuan Bu Puan Maharani, undangan 250 yang hadir," kata dia.

Heni yang sudah dua periode menjabat sebagai kepala desa itu, mengatakan bahwa masyarakat di desanya sudah peka tentang bahaya stunting.

Dia menyatakan banyak membuat program di desanya sebagai upaya penurunan stunting pada anak, misalnya perbaikan gizi yang menjadi fokus utama.

Reni Sondari, anggota komunitas pengemudi ojek daring Sukabumi, berharap, perlindungan lebih baik bagi perempuan yang bekerja sebagai pengemudi ojek daring.

"Ibu-ibu rawan sekali di jalan, karena kebanyakan pengemudi ojek online adalah laki-laki, srikandi perempuan minoritas hanya 10 persen. Saya harap lebih banyak lagi perlindungan agar tidak ada kekerasan dan pelecehan," katanya.

Mendengar keluhan tersebut, Puan meminta jajaran Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk memperhatikan persoalan yang disampaikan masyarakat.

Dia juga berpesan kepada seluruh peserta acara itu untuk menyebarkan pengetahuan tentang bahaya stunting, agar seluruh lapisan masyarakat bisa bahu-membahu memerangi stunting pada anak.