Polisi Tangani Kasus Penganiayaan Bocah Desa Watulambot yang Viral di Medsos

Polisi Tangani Kasus Penganiayaan Bocah Desa Watulambot yang Viral di Medsos

KABARINDO, MANADO - Sekitar sepekan yang lalu, perhatian publik tertuju pada video viral yang menampilkan adegan seorang bocah melakukan penganiayaan terhadap temannya yang terjadi di Desa Watulambot, Minahasa, Sulawesi Utara.

Pihak Kepolisian pun telah bergerak. Kabid Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes Pol. Jules Abraham Abast, mengatakan bahwa kasus tersebut sudah masuk dalam tahap penyidikan.

"Penyidik sudah mengambil keterangan dari pelapor yang merupakan ibu korban, korban, serta para saksi yang berada di tempat kejadian," kata Jules Abraham Abast di Manado pada Rabu (15/12/2021).

Jules Abraham Abast pun menyayangkan kasus tersebut bisa sampai terjadi. Terlebih pelaku dan korban masih tergolong anak-anak.

“Kasus ini tentu menjadi pembelajaran bagi para orang tua agar lebih memperhatikan dan mengawasi pergaulan anak-anaknya. Pantau anak-anak kita dalam bergaul, termasuk dalam penggunaan handphone, sehingga nantinya tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri,” katanya.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Segera Jalankan Sidang Kode Etik Oknum yang Tolak Laporan Warga

Sebelumnya, kasus penganiayaan ini sudah dilaporkan ibu korban ke Polres Minahasa pada Kamis (9/12/2021) dengan nomor laporan LP/554/XII /2021/Sulut/Polres Minahasa.

Dalam laporan tersebut, terungkap bahwa penganiayaan bermula saat pelaku perempuan berinisial TTP (12 tahun) mengajak korban perempuan PS (11 tahun) untuk bertemu.

Setibanya di lokasi, korban langsung dituduh telah memaki pelaku dan berujung pada penganiayaan. Tanpa sepengetahuan korban, pelaku menyuruh teman lainnya untuk merekam peristiwa itu.

Usai penganiayaan terjadi, korban lantas pulang ke rumah dan melaporkan hal yang dialami kepada ibunya. Sementara video yang berisi penganiayaan tersebut langsung viral di media sosial.

“Menurut pengakuan pelaku, ia sengaja merekam pertemuan dengan korban serta adegan penganiayaan yang terjadi agar video itu bisa dijadikan konten medsos dan ia bisa lebih terkenal,” kata Jules Abraham Abast.

Sumber Berita: Antara
Foto: Antara