Presiden Ukraina: Tak Ada yang Tersisa di Mariupol
KABARINDO, LVIV – Presiden Ukraina mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa sudah "tidak ada yang tersisa" dari kota Mariupol setelah berminggu-minggu dibom Rusia.
"Tidak ada yang tersisa di sana. Hanya reruntuhan," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy tentang Mariupol, yang berpenduduk 400.000 jiwa pada masa damai, dalam pidato video di hadapan parlemen Italia.
Situasi di kota pelabuhan selatan yang dikepung itu, menurut para pejabat, mengkhawatirkan karena penduduk tidak memiliki makanan, obat-obatan, listrik atau air mengalir.
Dewan kota menyatakan, "Sekali lagi jelas bahwa penjajah tidak tertarik dengan kota Mariupol. Mereka ingin meratakannya dengan tanah dan menjadikannya abu dari tanah mati."
Bantahan Rusia
Rusia membantah menargetkan warga sipil dan menyalahkan Ukraina atas kegagalan berulang kali untuk membangun jalur aman bagi warga sipil keluar dari Mariupol.
Ukraina menentang ultimatum agar kota itu menyerah pada Senin dini hari (21/3) sebagai syarat bagi pasukan Rusia untuk membiarkan warga sipil pergi dengan selamat.
"Kami menuntut pembukaan koridor kemanusiaan bagi warga sipil," kata Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk di televisi Ukraina.
Dia kemudian menambahkan: "Setidaknya ada 100.000 orang yang ingin meninggalkan Mariupol tetapi tidak bisa."
Vereshchuk mengatakan bahwa bila koridor aman tidak dibuat dan bus tidak diizinkan masuk untuk mengevakuasi mereka, mereka harus berjalan dari 10 hingga 20 km untuk mencapai tempat yang relatif aman, sebuah perjalanan yang berisiko jika tidak ada gencatan senjata.
Para analis meyakini, dengan menguasai Mariupol, pasukan Rusia dapat mengamankan koridor darat ke semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014.
***(Sumber dan foto: Reuters)
Comments ( 0 )