Puluhan Jurnalis Perempuan Suarakan Anti Kekerasan Seksual Lewat Konten Video

Puluhan Jurnalis Perempuan Suarakan Anti Kekerasan Seksual Lewat Konten Video

Puluhan Jurnalis Perempuan Suarakan Anti Kekerasan Seksual Lewat Konten Video

Surabaya, Kabarindo- Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) mengumumkan pemenang Lomba Konten Video Kampanye Anti Kekerasan Seksual. Lomba ini merupakan hasil kerja sama FJPI dengan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia.

Lomba konten video tersebut merupakan rangkaian dari Workshop Urgensi Pedoman Pemberitaan Kekerasan Seksual Bagi Jurnalis yang akan diadakan FJPI di Jakarta pada 20 Juni 2024.

Dalam lomba tersebut, terdapat 66 karya video yang dikirim oleh anggota FJPI dari masing masing daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Pengiriman karya berlangsung mulai 1 - 26 Mei 2024 dan pengumuman pemenang lomba dilakukan pada 5 Juni 2034.

Dewan Juri terdiri dari Nia Dinata (sutradara) sebagai Ketua Dewan Juri), Uni Lubis (Ketua Umum FJPI) dan Yadi Hendriyana (anggota Dewan Pers). Nia mengapresiasi FJPI yang mengundangnya sebagai juri untuk menilai 66 video tersebut dan menemukan yang terbaik. Dewan juri telah memilih tiga pemenang lomba yaitu Juara 1 : Berdit Zanzabela dari (LPP TVRI Jakarta) FJPI Jawa Timur, Juara 2 : Muniroh (Adreena Media) FJPI Jawa Timur, Juara 3 : Ratna Sari Dewi (LPP TVRI Kalimantan Selatan) FJPI Kalimantan Selatan.

Nia mengatakan, isu kekerasan seksual terhadap perempuan adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat mendasar. Karena itu, semua pihak harus terlibat untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan.

“Saya percaya, semua perempuan pernah mengalaminya mulai dari cat calling, di-bully di internet, bodyshaming, sampai yang benar-benar sifatnya kekerasan. Bukan hanya harrashment yang verbal,” ujarnya.

Nia menekankan, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya kekerasan seksual terhadap perempuan. Salah satu cara yang bisa dilakukan jurnalis adalah dengan membuat video pendek yang efektif dan memberikan informasi yang tepat.

“Kita semua harus bahu-membahu dengan rekan rekan non-perempuan supaya bisa sama sama memahami dan melawan. Kita harus mengedukasi publik dengan film-film pendek tapi efektif dan bisa memberikan informasi yang tepat, sehingga bisa menimbulkan rasa keberanian dan menumbuhkan rasa kompak bahwa kita harus saling membela,” ujarnya.

Ketua Umum FJPI, Uni Lubis, mengapresiasi seluruh peserta yang mengikuti lomba. Ia salut pada angle mereka yang beragam serta mayoritas menggunakan data dari Komnas Perempuan. Dewan juri telah memilih tiga video terbaik yang memiliki nilai sesuai kriteria.

"Kriteria penilaian yang membedakan adalah approach, eksekusi, kualitas audio, penyampaian pesan dalam 1 menit pertama. Saya juga mengapresiasi peserta yang menggunakan Bahasa Inggris, difabel dan lainnya," ujarnya.

Uni berharap, kampanye anti kekerasan seksual memiliki manfaat dan bisa tersebar luas hingga pesannya sampai kepada masyarakat.

Foto: istimewa