Puncak Haji 2023: Simak, Pergerakan Jamaah dan Petugas Haji Indonesia!

Puncak Haji 2023:  Simak, Pergerakan Jamaah dan Petugas Haji Indonesia!

KABARINDO, MAKKAH – Pelaksanaan puncak haji 2023 tinggal hitungan hari. Serangkaian persiapan dan pertemuan dilakukan untuk memberikan pelayanan sekaligus mitigasi jamaah saat berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Jamaah haji sudah bergerak ke Arafah mulai Senin (26/6/2023) atau 8 Dzulhijjah 1444 H, pukul 07.00 Waktu Arab Saudi. Mereka bergerak secara bergelombang atau bergantian sampai pukul 24.00 waktu setempat. Selanjutnya mereka akan berada di sana sampai 12 atau 13 Dzulhijjah (2 Juli 2023).

Berbeda dengan jamaah, petugas pelayanan ibadah haji (PPIH) sudah bergerak ke Arafah mulai Minggu (25/6) pukul 19.30 waktu Arab Saudi. Petugas ini tergabung dalam satuan operasional Armina/Masyair. Mereka merupakan gabungan petugas dari Daker Bandara, Makkah dan Madinah.

"Mereka nanti turun bersama-sama memberikan pelayanan pada jamaah. Tugas mereka dibagi di tiga area, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.Harapannya semua aktivitas ibadah jamaah bisa terlayani dengan baik," kata Kabid Perlindungan Jamaah Harun Al Rasyid di Makkah (24/6).

Seperti jamaah, petugas akan datang secara bertahap sesuai kedatangan jamaah. Petugas ad hoc Arafah, Satgas Arafah dan timsus Tarwiyah yang mulai berangkat pukul 19.30 WAS merupakan adalah mereka yang berada sektor yang bertugas di maktab. Jamaah Indonesia akan berada di 71 atau 72 maktab.

Fase Arafah, petugas ad hoc akan dibagi menjadi 11 sektor. Masing-masing sektor bertanggung jawab untuk 8 sampai 9 maktab. "Pada Senin dini hari giliran tim kesehatan bergerak ke Arafah," tambah Harun.

Harun menjelaskan, semua pergerakan jamaah dan petugas mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan pihak Masyariq atau pengelola di Armuzna, termasuk jadwal lempar jumrah. Dari Arafah, jamaah bergerak ke Muzdalifah sebelum pindah ke Mina pada 10 Dzulhijjah 1444 H.

"Rencana lempar jamarat akan dilakukan pada pagi hari berdasarkan jadwal yang sudah kami sampaikan ke jamaah. Saat keberangkatan akan didampingi pembimbing serta petugas masyarik atau maktab," kata Harun.

Ia menyebutkan, untuk jamah yang memang secara fisik tidak memungkinkan, lebih baik jika dibadalkan saat lempar jamarat. Karena lempar jamarat menjadi salah satu wajib haji yang bisa diwakilkan.