Riot Games Setuju Bayar Denda Rp1 Triliun Lebih Akibat Gugatan Diskriminasi Gender

Riot Games Setuju Bayar Denda Rp1 Triliun Lebih Akibat Gugatan Diskriminasi Gender

KABARINDO, CALIFORNIA - Riot Games harus rela membayar 100 juta dolar AS atau sekitara Rp1,4 Triliun usai sepakan menyelesaikan gugatan yang dilayangkan California Department of Fair Employment and Housing (DFEH), California Division of Labour Standards Enforcement (DLSE), dan beberapa penggugat lainnya.

Sesuai perjanjian, Riot akan membayar 80 juta dolar AS (Rp1,1 juta) kepada semua karyawan tetap dan mantan karyawan tetap serta kontraktor agen sementara di California yang mengidentifikasi diri sebagai wanita dan bekerja di perusahaan tersebut mulai November 2014 hingga saat ini. 

Sementara itu 20 juta dolar lainnya akan digunakan untuk biaya operasional selama proses persidangan.

Lebih lanjut, Riot telah setuju agar proses pelaporan internal dan pembayaran dipantau oleh perusahaan pihak ketiga yang disetujui oleh Riot dan DFEH selama tiga tahun.

Persetujuan akhir dari penyelesaian kasus ini sedang dalam proses menunggu, dan sidang putusan final diharapkan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang.

“Tiga tahun lalu, Riot adalah jantung dari apa yang menjadi pertimbangan dalam industri kami, kami harus menghadapi kenyataan bahwa terlepas dari niat terbaik kami, kami tidak selalu memenuhi nilai-nilai kami. Sebagai sebuah perusahaan kami berdiri di persimpangan jalan," ujar perwakilan Riot.

“Kami sangat berterima kasih kepada setiap Rioter yang telah bekerja untuk menciptakan budaya di mana inklusivitas adalah norma, di mana kami sangat berkomitmen pada keadilan dan kesetaraan, dan di mana merangkul keragaman memicu kreativitas dan inovasi."

“Meskipun kami bangga dengan seberapa jauh kami telah melangkah sejak 2018, kami juga harus bertanggung jawab atas masa lalu, kami berharap penyelesaian ini dengan benar mengakui mereka yang memiliki pengalaman negatif di Riot dan menunjukkan keinginan kami untuk memimpin dengan memberi contoh dalam membawa lebih banyak akuntabilitas dan kesetaraan untuk industri game,” tuturnya.

Sumber: IGN
Foto: Riot Games