Rumah Sakit di Gaza Dikepung Tank-tank Israel
KABARINDO, GAZA - Tank-tank Israel mengepung sebuah rumah sakit (RS) di Gaza, ketika fasilitas kesehatan terbesar di wilayah tersebut dilaporkan mengalami pemboman. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa kampanye militer Israel semakin membahayakan pasien dan staf medis di Gaza.
Direktur RS Mustafa al-Kahlout, yang mengepalai rumah sakit Al Nasr dan rumah sakit Anak Al Rantisi di Gaza utara, mengatakan kepada CNN bahwa mereka dikepung dan meminta Palang Merah membantu evakuasi.
“Kami benar-benar terkepung, ada tank di luar rumah sakit, dan kami tidak bisa keluar,” terangnya.
Kompleks rumah sakit dekat dengan lingkungan Sheikh Radwan dan kamp Al Shati, tempat pertempuran darat dilaporkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Hamas secara terpisah.
“Kami tidak punya listrik, tidak ada oksigen untuk pasien, kami tidak punya obat-obatan dan air,” lanjutnya.
“Kami tidak tahu nasib kami,” ujarnya.
Seruannya muncul setelah serangan dilaporkan terjadi di dekat beberapa rumah sakit lain di Gaza utara, termasuk rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, fasilitas medis terbesar di wilayah tersebut.
Seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris mengatakan pada Jumat (10/11/2023) bahwa al-Shifa “menjadi sasaran pemboman,” dan menambahkan bahwa 20 rumah sakit di Jalur Gaza “tidak berfungsi.”
“Saya belum mendapatkan rincian mengenai al-Shifa tetapi kami tahu mereka sedang dibombardir,” terangnya, ketika ditanya tentang potensi serangan udara Israel terhadap rumah sakit al-Shifa pada Jumat (10/11/2023), dalam sebuah pengarahan.
Militer Israel mengklaim pada Jumat (10/11/2023) malam bahwa proyektil yang salah sasaran yang diluncurkan dari dalam Gaza bertanggung jawab atas serangan terhadap rumah sakit al-Shifa.
“Sebelumnya hari ini, IDF menerima laporan adanya serangan di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza. Kantor media yang dikelola Hamas di Jalur Gaza segera mengklaim bahwa ini adalah serangan yang dilakukan oleh IDF,” kata juru bicara IDF Letnan Kolonel Richard Hecht dalam pernyataan yang dikirim ke CNN.
IDF mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap sistem operasionalnya menunjukkan bahwa proyektil salah sasaran yang diluncurkan oleh organisasi teroris di Jalur Gaza menghantam Rumah Sakit Shifa.
Hecht melanjutkan dengan mengklaim bahwa proyektil tersebut ditujukan pada pasukan IDF yang beroperasi di sekitar.
Beberapa video di media sosial (medsos) menunjukkan orang-orang terluka di tempat yang disebut sebagai klinik rawat jalan al-Shifa.
Tidak jelas apa yang menimpa rumah sakit tersebut, namun video menunjukkan orang-orang yang terluka tergeletak di lantai klinik luar ruangan. Saksi mata dalam video tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut terjadi di daerah tersebut. CNN tidak dapat memverifikasi bahwa itu adalah serangan.
Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Rumah Sakit Al Awda di Gaza utara mengatakan bahwa karena penargetan dari sekitar Rumah Sakit Al Awda dan sekitar Rumah Sakit Indonesia oleh pasukan Israel, 10 karyawannya terluka, dan infrastruktur terkena dampaknya. dan sembilan kendaraan terkena dampaknya.
Ini termasuk dua ambulans yang rusak total.
Sementara itu, di Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, penutupan yang akan segera terjadi dapat menyebabkan kematian pasien, termasuk bayi. Hal ini diungkapkan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (11/11/2023) pagi waktu setempat.
“Rumah Sakit Al-Quds berisiko ditutup dalam 3 jam mendatang karena menipisnya persediaan bahan bakar dan tidak datangnya bantuan,” ujarnya.
“500 pasien dan korban luka akan kehilangan layanan medis. Mereka yang berada di ICU dan bayi di inkubator akan kehilangan nyawanya,” lanjutnya.
Pada Rabu (8/11/2023), PRCS mengatakan pihaknya mengurangi sebagian besar operasinya di tengah kekurangan bahan bakar untuk memastikan penyediaan layanan minimal.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan pemboman massal Israel terhadap wilayah sipil, perintah evakuasi dan blokade wilayah tersebut merupakan kejahatan perang.
IDF belum mengomentari insiden tersebut namun telah berulang kali meminta warga sipil untuk pindah ke selatan Wadi Gaza, sebuah jalur air yang membagi dua pusat Jalur Gaza, ketika mereka meningkatkan serangannya terhadap Kota Gaza dan bagian utara wilayah tersebut.
IDF mengatakan Hamas memasukkan dirinya ke dalam infrastruktur sipil dan akan menyerang Hamas “di mana pun diperlukan.” Awal bulan ini, IDF merilis gambar udara yang diklaim menunjukkan peluncur roket dan bukaan terowongan dekat beberapa rumah sakit di Gaza. CNN tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.
Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah dan media pemerintah yang dikendalikan Hamas telah menolak klaim bahwa rumah sakit digunakan sebagai tameng untuk melakukan serangan.
Comments ( 0 )