Rumput Stadion Utama GBK Rusak, Kesit Handoyo: Pengelola tidak Ketat Mengatur Penyewa
KABARINDO, JAKARTA - Pengamat sepakbola, Kesit B Handoyo menilai buruknya lapangan stadion utama Gelora Bung Karno boleh jadi karena pihak pengelola GBK tidak ketat dalam pengaturan pemakaian stadion yang bisa digunakan oleh siapa saja selama mampu membayar sewanya.
"Seharusnya pengelola kompleks Gelora Bung Karno, khususnya yang bertanggung jawab terhadap stadion utama ini lebih ketat dalam pengaturan pemakaian atau sewa lapangan yang bisa disewa siapa saja. Artinya, tidak bisa digunakan sembarang waktu atau dipakai saat hujan, bahkan perlu jeda waktu panjang jika usai dipakai di luar kegiatan sepakbola" ujar Kesit di Jakarta, Jumat (26/1).
Meski dirinya memaklumi bahwa pihak pengelola kompleks GBK, terutama stadion utama GBK perlu pemasukan untuk biaya perawatan, namun tetap diperlukan penegakan aturan dan syarat yang ketat tentang siapa saja dan waktu yang tepat untuk menggunakan lapangan di stadion utama tersebut.
"Kita tidak menutup mata bahwa pengelola GBK perlu biaya perawatan stadion. Apalagi stadion ini tak hanya dipakai untuk olahraga, tapi juga untuk kegiatan lain atau konser musik. Namun, tetap harus ada aturan yang ketat soal waktu kapan dipakai, siapa saja sehingga ketika akan digunakan timnas untuk pertandingan kondisinya tidak buruk seperti ini," tambahnya.
Buruknya kondisi rumput di stadion kebanggaan bangsa itu terlihat sangat nyata saat International Friendly Match, Timnas U20 melawan Thailand, Jumat (26/1). Di banyak titik, baik di bagian tengah lapangan dan juga belakang yang dekat kedua sisi gawang, tampak jelas rumput yang gundul.
Salah seorang penonton yang ditemui, Bagus asal Bekasi, menilai kondisi rumput Stadion Utama GBK jauh lebih buruk ketimbang saat dirinya menonton laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia versus Brunei Darussalam yang berlangsung Oktober 2023.
"Saya doyan nonton timnas. Terakhir saat Indonesia menang 6-0 lawan Brunei, seingat saya rumputnya masih jauh lebih baik. Gak seperti sekarang, banyak botaknya. Seharusnya karena ini stadion utama dan sakral, dijaga rumputnya. Untung yang main tim U20 dari negara Asia Tenggara. Coba dari negara yang sepakbolanya lebih maju, lihat botak begini kan malu," ucapnya.
Comments ( 0 )