Siapakah Putri Basmah binti Saud?
KABARINDO, RIYADH – Profil Putri Basmah binti Saud yang baru dibebaskan setelah tiga tahun ditahan tanpa dakwaan cukup dikenal di kalangan lembaga swadaya masyarakat internasional, namun tidak demikian di Indonesia.
Putri Basmah binti Saud bin Abdulaziz al Saud lahir pada 1 Maret 1964 di Riyadh, Arab Saudi.
Ayahnya, Raja Saud bin Abdulaziz berkuasa pada tahun 1953-1964, dan hengkang dari Arab Saudi pada tahun 1965 menyusul turun takhtanya secara paksa akibat konflik politik dengan saudaranya, Pangeran Faisal.
Putri Basmah, yang merupakan anak termuda dari tujuh anak Raja Saud dengan Jamila bint Asad Ibrahim Marei, hanya sempat bertemu ayahnya dua kali saat ia berusia 5 tahun, di tahun wafatnya sang raja yang terguling.
Basmah banyak menghabiskan masa kecilnya di Beirut, Lebanon bersama ibu dan saudara-saudaranya. Namun, perang sipil Lebanon yang berlangsung sejak 1975 hingga 1990 memaksa mereka pindah ke Inggris dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1984, ia memperoleh gelar BSc (Hons) dalam bidang Sosiologi dari National American University, kemudian pada tahun 1986 ia melanjutkan untuk meraih gelar MSc di bidang Sosial Ekonomi dan Ilmu Politik.
Pebisnis Aktif
Putri Basmah menikah dengan Shuja bin Nami bin Shahin Al Sharif 1988 - 2007. Mereka memiliki lima anak, tiga putri dan dua putra, yaitu Saud, Sara, Samahir, Suhoud dan Ahmad.
Setelah perceraian, dia mendirikan rantai restoran di Arab Saudi dan dia berencana untuk memperluasnya ke Inggris. Pada tahun 2008, ia juga mendirikan perusahaan media, Media Ecco, selain perusahaan katering, yang juga akan ia kembangkan.
Pada tahun 2009, ia menjadi presiden Art of Heritage, sebuah organisasi yang mempekerjakan lebih dari 100 wanita yang membuat pakaian tradisional yang modis. Organisasi ini mendandani para wanita anggota delegasi Saudi untuk Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Aktivis Sosial
Selama berada di London, Basmah (nama Inggris: Basma) mendirikan yayasan kemanusiaan global, The Lanterns, yang menyatukan tokoh-tokoh internasional terpenting dari setiap bidang intelektual, sosial, ekonomi dan ilmiah dan bertindak sebagai platform untuk kemitraan global.
Pada tahun 2006, ia mulai menulis artikel kemanusiaan dan sosial untuk surat kabar, hingga melebihi 500 artikel. Dia juga telah menerbitkan banyak proyek penelitian.
Kritik-kritiknya terhadap kebijakan di Arab Saudi jarang menargetkan keluarga kerajaan secara langsung, dan lebih menyoroti gubernur-gubernur di Saudi dan para pejabat administrasi kelas menengah.
Putri Basmah sangat aktif di dunia internasional. Ia berpartisipasi dalam banyak konferensi internasional, seminar dan lokakarya tentang berbagai topik termasuk pemberdayaan perempuan, kebijakan, hak asasi manusia dan ekonomi.
Ia juga pernah menjadi tamu kehormatan pada Penghargaan Utara-Selatan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Baca juga: Tiga Tahun Dipenjara Tanpa Tuntutan, Putri Kerajaan Saudi...
Disingkirkan dengan Terang-terangan
Keponakan dari Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, yang juga berarti sepupu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS), Basmah dianggap sebagai sekutu Mohammad bin Nayef.
Mohammad bin Nayef sempat ditunjuk sebagai pewaris takhta oleh Raja Salman sebelum takhta itu digeser untuk Pangeran MBS pada Juni 2017.
Pada Maret 2019, Basmah binti Saud ditangkap oleh delapan pria bersenjata ketika dia dan putrinya Souhoud mencoba meninggalkan Arab Saudi untuk perawatan medis di Swiss, dan sejak itu menghilang dari pandangan publik hingga ia dan putrinya dilepaskan hari Sabtu (8/1). ***(Dari berbagai sumber; Foto: IYF
Comments ( 0 )