Susu Kentang, Pengganti Susu Sapi yang Ramah Lingkungan

Susu Kentang, Pengganti Susu Sapi yang Ramah Lingkungan

KABARINDO, JAKARTA- Susu merupakan sumber vitamin dan kalsium untuk menambah kepenuhan gizi. Dari sekian banyak jenis susu yang beredar bahkan sampai susu kecoak yang digadang jadi superfood, pernahkah Anda dengar soal susu kentang?
Susu kentang ini jadi tren baru di beberapa negara termasuk Inggris. Susu kentang ini digambarkan sebagai susu yang sangat lembut dan bisa menghasilkan busa yang sempurna untuk latte atau cappucino.

Dibuat oleh akademisi, Profesor Eva Tornberg, di Universitas Lund, DUG adalah nama susu nabati terbaru untuk menantang mahkota susu gandum. Diproduksi di Swedia sekarang tersedia untuk dibeli secara online dan di supermarket di Inggris.

Seperti kebanyakan susu nabati, susu ini dibuat dari emulsi produk nabati - dalam hal ini, kentang - dan minyak lobak.

Salah satu pembeli susu kentang di Inggris, Alice Shrubsall mengatakan bahwa saat ini pelanggan jadi lebih eksperimental dengan produk pilihan mereka, termasuk soal pilihan susu alternatif.

Ophélie Buchet, analis makanan dan minuman global di firma riset pasar Mintel, mengatakan susu kentang berpotensi menggantikan oat sebagai alternatif susu bebas susu yang lebih berkelanjutan "tanpa meminta konsumen untuk berkompromi dengan nutrisi, harga, atau rasa.

Susu kentang digambarkan memiliki rasa "netral" yang berarti dapat dicampur dalam teh dan kopi, dituangkan ke sereal sarapan atau digunakan dalam masakan tanpa membebani minuman atau hidangan. Namun ada juga yang menggambarkan bahwa susu kentang ini memiliki rasa asin di aftertastenya.

Mengutip Guardian, susu alternatif nabati ini sedang booming di Inggris. Momen tepat saat warga Inggris berusaha mengurangi konsumsi produk hewani mereka. Selain itu pertimbangan soal ramah lingkungan dan jejak karbon juga jadi perhatian.

Mengutip Euronews, jejak karbon susu sapi bervariasi dari satu negara ke negara lain, rata-rata global adalah 3,0kg CO2 per liter yang diproduksi. Ini membuat pasar susu nabati sangat diuntungkan. Padahal, tidak semua susu dibuat sama, dan kredensial hijau yang goyah telah melihat beberapa pilihan nabati tidak disukai dalam dekade terakhir.

Susu almond, misalnya, memiliki jejak karbon yang rendah selama produksi, rata-rata hanya 0,7kg CO2 per liter, namun dalam cara lain, hal itu merusak lingkungan.

Sekitar 80 persen susu almond ditanam dan diproduksi di California, negara bagian Amerika yang terkenal dengan kekeringannya. Hal ini membuat nilai produksi air susu almond yang tinggi - 120 liter untuk menghasilkan hanya satu gelas susu.

Meskipun ini masih lebih sedikit air daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu gelas susu sapi perah, jejak karbon dari pengirimannya ke seluruh dunia membuat susu almond menjadi salah satu penyebab terburuk.

 

Sumber: CNNIndonesia

Foto: dream.co.id