Warga Palestina Akhiri Mogok Makan Setelah Bersepakat dengan Israel

Warga Palestina Akhiri Mogok Makan Setelah Bersepakat dengan Israel

KABARINDO, YERUSALEM – Kantor berita AP melaporkan bahwa seorang tahanan asal Palestina, yang melakukan mogok makan selama lebih dari 140 hari, telah setuju  untuk mengakhiri puasanya pada hari Selasa (4/1) setelah mencapai kesepakatan dengan Israel agar ia dibebaskan bulan depan, kata pengacaranya.

Hisham Abu Hawash, 40 tahun, ayah lima anak dan anggota kelompok militan Jihad Islam, termasuk di antara beberapa warga Palestina yang melakukan mogok makan untuk memprotes pemenjaraan mereka tanpa tuduhan yang jelas.

Israel menahan mereka di bawah “penahanan administratif,” sebuah tindakan kontroversial yang menurut Israel diperlukan untuk keamanan.

Pengacara Hisham, Jawad Boulos, mengatakan dia setuju untuk mengakhiri mogok makan setelah Israel berjanji untuk membebaskannya pada 26 Februari. Tidak ada komentar langsung dari pejabat Israel.

Warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki Israel berunjuk rasa untuk mendukung Abu Hawash. Kelompok Jihad Islam juga telah mengancam aksi militer terhadap Israel jika dia sampai meninggal dalam tahanan.

Organisasi Kerjasama Islam, sebuah blok dari 57 negara mayoritas Muslim yang bermarkas di Arab Saudi, mengeluarkan pernyataan langka yang mengungkapkan "keprihatinan besar" atas kondisinya.

Klub Tahanan, yang mewakili warga Palestina yang pernah dan masih ditahan Israel, memuji pemogokan itu sebagai kemenangan.

Hisham Abu Hawash sebelumnya telah menghabiskan delapan tahun di penjara Israel, lebih dari setengahnya dalam penahanan administratif.

(Foto: Hisham Abu Hawash -Palestine News Network)

Kondisi Saat Ini

2,5 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki tunduk pada pengadilan militer Israel, sementara pemukim Yahudi yang tinggal di wilayah itu adalah warga negara yang tunduk pada sistem peradilan sipil Israel. 

Israel merebut Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967 dan Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.

Di bawah penahanan administratif, yang jarang digunakan terhadap orang Yahudi, tersangka dapat ditahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun tanpa dituntut atau melihat bukti yang memberatkan mereka.

Para tahanan pemogok makan Palestina dipindahkan ke rumah sakit Israel di bawah penjagaan karena kondisi mereka memburuk. Petugas medis memberi mereka air dan mendesak mereka untuk minum vitamin, namun kebanyakan menolaknya. Foto-foto yang beredar online dalam beberapa hari terakhir menunjukkan Abu Hawash di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat pasi.

Kekurangan vitamin dari mogok makan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dan banyak mantan tahanan Palestina yang mogok makan mengatakan mereka masih berjuang untuk melanjutkan kehidupan normal setelah dibebaskan. ***(Sumber dan Foto: AP)