Xinjiang Gelar Ekshibisi Anti Terorisme dan Radikalisme

Xinjiang Gelar Ekshibisi Anti Terorisme dan Radikalisme

KABARINDO, XIANJIANG - Kota Urumqi, yang terletak di Xinjiang China, memiliki sebuah pameran eksebisi yang menarik yaitu tentang anti terorisme dan deradikalisme. 

Pameran eksebisi atau semi museum ini dibangun China untuk mengenang peristiwa terorisme yang pernah terjadi khususnya di wilayah Xinjiang sejak 1990 dan cara penanganannya oleh pemerintah China. Lokasinya berada di Xinjiang International Convention and Exhibition Center.  

Mulai dibuka pafa Oktober 2018, pameran anti terorisme dan deradikalisne ini telah mendatangkan banyak pengunjung. Seperti kunjungan ASFA Foundation yang dipimpin oleh Komjen Polisi (Purn) Dr. H. Syafruddin Kambo, M.Si, kedatangan ini untuj mengetahui  sejarah peristiwa terorisme dan tindakan deradikalisasi yang dilakukan China.

Dalam kunjungan ke Xinjiang ini, H. Syafruddin didampingi tokoh agama dan guru besar seperti Gus Luqman Al Hakim, Gus Akomadin Shofa, Kyai Anang Rikza Masyhadi, Habib Ali Bahar, Habib Geys, Prof. Hamid Fahmi Zarkasy, dan Prof. Sangidu.

Selain itu ikut juga H. Drs. Mas Guntur Laupe,  H. Buyung Wijaya Kusuma, H. Drs. Nur Windiyanto, H. Said Aldi Alidrus,   ustadz Pangeran Arsyad Ihsanulhaq, H. Rimanda Primawan, H. Ecep S. Yasa, dan H. Aditya Nadhil.
 
Di dalam pamerab yang memiliki luas 1.360 metwr persegi, pengunjung disajikab panel-panel audio-visual dan foto aksi terorisme serta keterangan kejadiannya. 

Ada tiga aspek utama yabg ditampilkan di pameran ini, mulai dari situasi Xianjiang, counter terorisme dan usaha  deradikalisasi.
 
Pameran dimulai dengab panel sejarah dan geografis Xinjiang.  Dilanjutkan dengan panel aksi teror pertama yang tercatat oleh China yaitu tahun 1990 di Prefektur otonomi Kizilsu Kirgiz. Panel-panel lainnya menampilkan sejumlah peristiwa teror berurutan, seperti  terbunuhnya Akmusdik Haji, Wakil Presiden Islamic Associatiob of Xinhe County, hingga peristiwa teror tahun 2016 di Moyu. 

Selain panel-panel bergambar, pameran ini juga menampilkan bekas senjata api, senjata tajam hingga bahan peledak yang pernah digunakan aksi terorsime.  
 
Di akhir kunjungan, rombongan ASFA Foundation disajikan oleh panel-panel terkait deradikalisasi yang dilakukan pemerintah China.  Deradikalisasi ini dilakukan dari segala dimensi seperti pendidikan agama, hukum, konstitusi, sejarah dan budaya. Foto: Istimewa