4 Cara Cerdas Berwisata Bahari; Ikut Atasi Sampah
Bali, Kabarindo- Komunitas Marine Buddies Denpasar.
Komunitas peduli laut dampingan WWF-Indonesia ini juga menggandeng Marine Debris Guard Udayana dalam Funtastrip ke Pulau Menjangan, Taman Nasional (TN) Bali Barat.
Funtastrip ini merupakan kelanjutan dari talkshow “Berkunjung dengan Cerdas” yang diselenggarakan Marine Buddies Denpasar sebelumnya (13/05/2018) bersama TN Bali Barat, Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Nusa Penida, dan WWF-Indonesia di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Bali. Dalam Funtastrip, kami diajak mempraktikkan cara berkunjung dengan cerdas ke sebuah kawasan konservasi.
TN Bali Barat berlokasi di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali. Siang itu, menempuh 30 menit perjalanan dengan boat dari Labuan Lalang, kamipun menginjakkan kaki di atas pasir putih Pulau Menjangan. Mata kami dimanjakan dengan cerahnya langit, memantulkan cahaya ke hempasan laut dengan warna gradasi yang ditimbulkan. Di Pulau Menjangan saat itu hanya ada kami dan beberapa wisatawan mancanegara yang baru saja beranjak dari pantai seusai berenang dan snorkeling. Pulau Menjangan memang terkenal sebagai destinasi wisata bahari yang indah, dengan karang yang masih rapat dan ikan yang bervariasi.
Kami menghabiskan akhir pekan tersebut dengan belajar mengenai metode pendataan sampah, menanam mangrove, mengenal penggunaan aplikasi Marine Buddies, dan membersihkan sampah pesisir. Dari perjalanan tersebut, inilah 3 hal yang bisa kita praktikkan ketika berwisata ke kawasan konservasi bahari, yang kami pelajari.
Membersihkan Sampah
Lautan putih terang hingga biru gelap menghiasi lautan TN Bali Barat adalah sisi indah yang diberikan pada kami sedangkan sampah yang juga ikut menghiasinya adalah tamparan keras bagi siapapun yang melihatnya.
“Banyak sampah bawaan yang terbawa arus hingga pantai di sekitar taman nasional. Masih sedikitnya masyarakat yang ikut berkontribusi dalam pembersihan sampah di Pulau Menjangan, satu kesulitan yang kami hadapi,” ucap Bapak Wayan Katun, Polisi Hutan Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB) yang ikut membantu kami membesihkan sampah pesisir Pulau Menjangan.
“5 tahun terakhir ini, baru ada gerakan masyarakat yang ikut membantu untuk membersihkan sampah, tetapi jumlahnya masih relatif sedikit dengan jumlah sampah yang terus bertambah,” lanjutnya.
Dari hasil membersihkan sampah pesisir Pulau Menjangan, terkumpul 19 karung sampah dengan berat 192 kilogram!
Sampah yang berserakan di tengah laut menimbulkan masalah secara efek domino. Seperti biota laut penyu yang tidak sengaja memakan sampah plastik yang dikira ubur – ubur, plastik - plastik kecil yang dikira ikan kecil dan dikonsumsi oleh predator laut. Sehingga konsumsi biota laut tidak sehat. Itupun berdampak juga pada manusia yang mengkonsumsi biota laut, yang mengadung plastik.
Permasalahan sampah menjadi tantangan berbagai pihak untuk segera mencari solusi dalam mengurangi ancaman ini. Oleh karena itu, penting untuk berkomitmen dan melakukan tindakan untuk mengurangi dan mengelola sampah secara maksimal, dimulai dari sumber sampah itu sendiri – salah satunya kita.
Mendata Sampah
Sekedar mengumpulkan sampah? Jangan! Dalam Funtastrip, Komunitas Marine Debris Guard (MDG) Udayana berbagi cara bagaimana metode pendataan sampah yang mempermudah masyarakat untuk mendata sampah yang ada di pesisir.
“Dalam metode dari The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), lembaga penelitian Australia, kita memetakan distribusi sampah pesisir dengan random sampling. Di tiap titik pengamatan, kita catat jumlah dan jenis sampah yang ditemukan tiap 100 meter,” terang DeIndra Pratama, ketua MDG. “Misalnya apakah kemasan makanan atau minuman, teks yang tertera, dan jumlahnya,” sambungnya.
Sampah yang kami kumpulkan terdiri dari berbagai macam sampah, namun didominasi oleh sampah plastik, dan ini sangat menyayat hati.
Menanam Mangrove, Bantu Cegah Abrasi
Mangrove merupakan tanaman yang sangat berguna untuk mencegah abrasi. Di Pejarakan, Gerokgak, Buleleng, kami melakukan penanaman mangrove. Di sana, per tahunnya terjadi abrasi sekitar 7 meter yang menggerus pantai. Hal tersebut membangkitkan rasa peduli dari masyarakat di sekitar pantai tersebut sehingga masyarakat berbondong untuk membudidayakan mangrove.
Mengenal dan Menilai Kawasan Konservasi dengan Aplikasi Marine Buddies
“Anda Berada di dalam Kawasan Konservasi Bahari,” notifikasi dari aplikasi Marine Buddies inilah yang akan muncul di layar smartphone ketika kita memasuki salah satu dari 165 kawasan konservasi bahari di Indonesia. Melalui aplikasi yang dirilis WWF-Indonesia ini, wisatawan dapat mengenali dan mengawasi sebuah kawasan konservasi dengan melaporkan hal yang ia amati dan memberi penilaian terhadap kawasan.
Bagi kami, secara keseluruhan, Pulau Menjangan sudah dikelola cukup baik oleh Balai Taman Nasional Bali Barat, melihat banyaknya papan penanda kawasan konservasi, upaya penanganan sampah yang dilakukan, dan keadaan terumbu karang yang masih relatif bagus.
Jika teman-teman ingin berwisata ke sebuah kawasan konservasi bahari, jangan lupa berikan penilaian dan ikuti tips-tips berwisata bahari yang ramah lingkungan dalam aplikasi Marine Buddies. Kawasan konservasi juga perlu kita jaga, agar kelestarian alam dan keindahannya masih dapat kita nikmati di kemudian hari dilansir dari laman wwf Indonesia.
Comments ( 0 )