Empat Mahasiswa ITS; Konsepkan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Surabaya, Kabarindo- Indonesia bisa dikatakan sedang mengalami krisis energi listrik, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Kondisi ini menggerakkan empat mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mengonsep pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang diberi nama Indonesia Tidal Power (INTIP).
Mereka adalah Ghufron Fawaid, Muhammad Rifky Abdul Fattah, Pinanggih Rahayu dan Aniq Jazilatur. Alasan mendasar yang melatari ide tersebut adalah kebutuhan energi listrik nasional yang meningkat setiap tahun.
“Kebutuhan ini tidak mampu terpenuhi dengan pembangkit listrik yang ada sekarang,” ujar Rifky Abdul.
Ia mengatakan, Indonesia harus lebih jeli dalam memanfaatkan potensi energinya. Sebagai negara kepulauan, gelombang laut Indonesia memiliki energi yang sangat besar. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal.
Abdul menjelaskan, energi gelombang laut berpotensi berperan strategis dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah daerah yang telah dialiri listrik dengan keseluruhan wilayah.
“Dengan memanfaatkan gelombang laut sebagai pembangkit listrik, pulau terpencil di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar bis mendapatkan akses listrik. Dampaknya, rasio elektrifikasi nasional akan merambat naik,” paparnya.
Mahasiswa asal Kalimantan ini melanjutkan, salah satu teknologi pembangkit energi listrik tenaga ombak yang paling banyak diminati adalah Oscilating Water Column. Pengaplikasian alat ini diletakkan di pesisir laut dan cocok digunakan sebagai pembangkit listrik di pesisir pulau daerah 3T.
Sayangnya, Oscilating Water Column memiliki tingkat efisiensi yang masih rendah, karena suplai udara ke generator tidak kontinyu. Dalam hal ini, Abdul dan tim membuat inovasi pembangkit listrik sistem kombinasi tenaga gelombang laut tipe Oscilating Water Column dan angin yang memanfaatkan sistem katup. Pembangkit inovatif ini kemudian diberi nama Indonesia Tidal Power (INTIP).
Abdul mengatakan bahwa dari hasil pengujian, nilai tegangan yang dihasilkan INTIP meningkat sebesar 24% dibandingkan dengan teknologi konvensional. Sistem katup INTIP membuat sistem searah, sehingga terdapat celah udara bertekanan yang mengalir dengan bebas, kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan pembangkit listrik tenaga angin.
Abdul berharap, inovasi yang mereka tawarkan ini mampu membantu memenuhi kebutuhan listrik di daerah 3T di sekitar pesisir.
Comments ( 0 )