Bahlil Lahadalia Sebut Indonesia Bakal Setop 50 Persen Impor Elpiji karena Hilirisasi Batu Bara

Bahlil Lahadalia Sebut Indonesia Bakal Setop 50 Persen Impor Elpiji karena Hilirisasi Batu Bara

KABARINDO, JAKARTA- Pemerintah Indonesia tengah menargetkan untuk menghentikan 50 persem impor elpiji melalui investasi hilirisasi batu bara menjadi produk dimetil eter.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Investasi, Bahlill Lahadalia, dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (31/1/2022).

"Kami menargetkan dalam satu sampai dua tahun ini minimal 50 persen impor gas elpiji bisa kami jadikan hilirisasi dalam negeri lewat bahan baku batu bara," ujarnya.

Menurut Bahlil Lahadalia, proyek gasifikasi batu bara yang akan dikelola di Muara Enim, Sumatra Selatan dapat menghasilkan 1,4 juta ton dimetil eter per tahun dari bahan baku 6 juta batu bara kalori rendah.

Baca Juga: Pemerintah Imbau Rakyat, Elpiji 3 kg hanya untuk Rakyat Ekonomi Menengah ke Bawah

Pemerintah pun berharap proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter ini dapat membuka lapangan pekerjaan untuk sekitar 13 ribu orang pada tahap konstruksi yang dilakukan oleh Air Products & Chemicals Inc.

Sedangkan dari sektor hilir, yang akan dikelola oleh Pertamina, diharapkan mampu menciptakan 12 ribu lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.

Dengan demikian, maka proyek ini bakal memberi manfaat yang cukup besar karena juga berdampak pada perekonomian secara umum.

Proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter ini merupakan hasil kerja sama antara Amerika Serikat dengan Indonesia melalui perusahaan Air Products & Chemicals Inc, PT Bukit Asam, dan Pertamina.

Bahlil pun menargetkan perusahaan dari negara Paman Sam itu bisa merealisasikan nilai rencana investasi sebesar 15 miliar dolar AS untuk industri gasifikasi batu bara beserta turunannya di Indonesia

"Tahun ini, kami akan masuk ke tahun hilirisasi batu bara. Jadi dimetil eter yang sudah kami groundbreaking investasi Amerika Serikat dari Air Products tahun ini harus tereksekusi 15 miliar dolar AS," kata Bahlil.

Sumber Berita: Antara
Foto: Antara