Buku “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the 1960s” Diluncurkan

Buku “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects  from the 1960s” Diluncurkan

KABARINDO, JAKARTA - 20 hari setelah pameran “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian 
Architects from the 1960s” berakhir, buku dengan judul yang sama  diluncurkan pada Rabu, 1 Februari 2023, di GoetheHaus Jakarta.

Proyek tersebut dikuratori oleh tim Jerman-Indonesia dan menyoroti hidup  dan karya orang-orang Indonesia yang kuliah di Jerman dan lulus pada  dekade 1960-an dengan gelar Diplom-Ingenieur (Dipl.-Ing.) di bidang  arsitektur.

Setelah lulus, banyak di antara para arsitek baru itu kembali ke  Indonesia dan menjadi protagonis arsitektur Indonesia modern. Namun, ada  juga yang menetap di Eropa dan bermukim di Jerman, Swiss, atau Belanda.

Di GoetheHaus Jakarta, para kurator Jerman dan Indonesia proyek tersebut,  Avianti Armand, Moritz Henning, Sally Below, dan Setiadi Sopandi, berbagi 
wawasan mengenai riset yang mendasari proyek dan pameran itu dan  mempresentasikan buku terkait yang sekarang telah terbit.

Buku ini membuka beragam wawasan mengenai aspek hubungan Jerman￾Indonesia yang belum banyak diketahui itu. Profil arsitek Bianpoen, Han Awal,  Herianto Sulindro, Jan Beng Oei, Mustafa Pamuntjak, Soejoedi Wirjoatmodjo,  Suwondo Bismo Sutedjo, dan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya diulas secara  mendalam.

Dalam peluncuran ini, perwakilan keluarga para arsitek ini hadir  dan menerima buku tersebut secara simbolis.

“Selain mendokumentasikan konten pameran terpilih, buku ini memberi  informasi lebih mendetail mengenai perkembangan arsitektur di Jerman pada  masa pascaperang dunia dan di Indonesia pascakemerdekaan. Lingkungan 
para mahasiswa di universitas-universitas Jerman dan aspek-aspek biografis  diungkapkan secara terperinci. Buku ini dilengkapi dengan teks dan ceramah  oleh beberapa di antara para arsitek yang dibahas, yang memberi wawasan  mengenai diskusi arsitektur di Indonesia pada tahun 1960-an dan 70-an,” kata  Moritz Henning, salah satu editor.

Banyak gambar dan dokumen yang ditampilkan berasal dari arsip pribadi  para arsitek. Lima belas contoh bangunan, seperti bekas gedung CONEFO, 
Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Depok, atau Gereja Katolik Salib Suci  Paroki Cilincing di Jakarta, didokumentasikan dalam konteks masa kini lewat  foto-foto baru yang dibuat untuk proyek ini dan menyoroti keunikan ciri-ciri  dan sifat masing-masing bangunan.

Buku ini diperkirakan akan tersedia pada musim semi 2023 dan dapat  dipesan melalui situs web penerbit: www.dom publishers.com/collections/grundlagen/products/dipl-ing-arsitek.

“Arsitektur dan perencanaan kota membentuk kualitas hidup kita dan  berdampak langsung pada persepsi kita tentang budaya dan bangsa. Fakta 
bahwa melalui perjumpaan yang digambarkan di sini, protagonis Neues Bauen seperti Hans Scharoun telah meninggalkan jejaknya di lanskap kota Jakarta  menunjukkan jalinan budaya kita yang erat. Mengingat dan mengolah  pengetahuan ini menekankan kedekatan budaya kita bersama dan tetap  menjadi tugas untuk saat ini dan masa depan,” ucap Dr. Ingo Schöningh,  Kepala Program Budaya Goethe-Institut Indonesien.

Sebelumnya, pameran terkait berlangsung dari 12 Desember 2022 sampai 12 Januari 2023 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pameran itu menampilkan  dokumen-dokumen historis dan bahan-bahan arsip yang semula belum 
tersentuh dan memungkinkan telaah intensif terhadap karya para arsitek  tersebut dengan latar belakang pendidikan arsitek di Eropa, khususnya di  Jerman.

Proyek “Dipl.-Ing. Arsitek: German-trained Indonesian Architects from the  1960s” dibiayai oleh Kementerian Luar Negeri Jerman dalam rangka 70 tahun  hubungan diplomatik antara Republik Federal Jerman dan Republik Indonesia 
pada tahun 2022. Foto: Dok. Goethe Institut