Bateeq Hadirkan Koleksi Spring Summer 2018; Usung Tema Padusan

Bateeq Hadirkan Koleksi Spring Summer 2018; Usung Tema Padusan

Surabaya, Kabarindo- Motif batik bisa dihasilkan dari kreativitas yang tinggi kemudian diwujudkan menjadi pakaian yang cantik dan unik.

Kreasi tersebut dihadirkan oleh label Bateeq dalam koleksi Spring Summer 2018 yang ditampilkan di acara Private Viewing di gerainya di Pakuwon Mall, Surabaya, pada akhir pekan ini. Koleksi ini bisa diperoleh di gerai-gerai Bateeq yang tersebar di berbagai kota.

Michelle Tjokrosaputro, Chief Executive Officer, PT Efrata Retailindo yang menaungi brand Bateeq, mengatakan koleksi Spring Summer 2018 mengusung tema Padusan yang bermakna tinggi. Padusan berasal dari kata ‘adus’ dalam bahasa Jawa, yang artinya mandi. Kata ini merujuk pada aktivitas pembersihan diri dengan air baik secara fisik maupun spiritual yang biasanya dilakukan menjelang Ramadan.

“Padusan berkaitan dengan kekuatan dan makna yang dalam seperti air yang kita miliki dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Agar manusia diberi kekuatan dan kesehatan ketika menggunakan air untuk membersihkan diri,” ujarnya.

Menurut Dea Ardyanda, Head Designer Bateeq, tema Padusan terwujud dari ide kembali ke alam. Karena itu, koleksi Spring Summer 2018 didominasi putih dan biru yang merujuk pada warna air dan sifatnya yang adem, menyejukkan.

Koleksi tersebut menampilkan beragam item untuk wanit maupun pria yang bisa dikenakan sehari-hari untuk santai maupun acara formal. Menurut Michelle, koleksi terbaru ini menghadirkan inovasi dan kreativitas, namun tetap menjunjung tinggi batik dan filosofinya.

Dea menjelaskan, koleksi Spring Summer 2018 menampilkan motif Matirta, Mega Mendung dan Ikan. ‘Matirta’ berasal dari kata tirta dalam bahasa Jawa yang artinya air, merujuk pada air yang digunakan untuk membersihkan tubuh dan jiwa.

Matirta diaplikasikan pada desain Kawung and Gringsing. Pola geometrik Kawung menjadi titik utama kekuatan di alam semesta sebagaimana pada diri manusia. Sedangkan Gringsing berarti agar tidak sakit atau menjadi sehat. Jadi Matirta dimaksudkan agar dipenuhi dengan harapan dan tujuan supaya kita selalu diberkati dengan kesehatan yang baik dan panjang umur.

Kemudian Mega Mendung dan Fish menggambarkan keseluruhan ekosistem mulai dari langit hingga dasar sungai dalam relasi yang harmonis dimana semuanya terjalin dalam tatanan yang tertib untuk menjaga integritas ekosistem.

Langit digambarkan oleh Mega Mendung, motif batik khas Cirebon, yang mengekspresikan suasana sebelum ataupun setelah hujan. Motif ini merujuk pada keyakinan bahwa setiap manusia seharusnya mampu mengendalikan kemarahan atau emosi dalam situasi dan kondisi apapun. Sedangkan aliran sungai, ikan-ikan yang hidup di dalamnya dan batu-batuan di dasarnya menjadi penyeimbang.

Ekosistem ini tak hanya merujuk keadaan di pedesaan, namun juga di perkotaan. Lingkungan sungai menciptakan ekuilibrium dan merupakan bagian kehidupan yang penting, karena dapat membantu manusia untuk membersihkan dan menjernihkan diri.

Dea mengatakan, koleksi Spring Summer 2018 terbuat dari bahan Bemberg dan Tencel, serat semi sintetis. Diproduksi oleh Asahi Kasei Corporation di Japan, Bemberg telah menjalani proses daur ulang secara ekologis sehingga ramah lingkungan. Bahan ini merupakan jenis rayon yang terbuat dari katun regenerasi, namun lebih halus dan lembut di kulit.

Sedangkan Tencel tersebut dari serat kayu yang diproses sedemikian rupa sehingga aman dari bahan kimia. Bahan ini juga anti kusut. Baik Bemberg maupun Tencel bisa menjadi alternatif pengganti katun yang ramah lingkungan.