Dibom saat Salat Jumat, Puluhan Tewas di Masjid Syiah

Dibom saat Salat Jumat, Puluhan Tewas di Masjid Syiah

KABARINDO, PESHAWAR – Sebuah bom meledak di dalam sebuah masjid di kota Peshawar, Pakistan barat laut, menewaskan sedikitnya 56 orang dan melukai ratusan lainnya pada Jumat (4/3).

Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan lebih dari 190 orang terluka dalam serangan bunuh diri di masjid kaum Syiah itu saat salat Jumat diadakan.

Beberapa dari mereka yang terluka dikatakan dalam kondisi kritis. 

"Saya melihat seorang pria menembaki dua polisi sebelum dia memasuki masjid. Beberapa detik kemudian saya mendengar ledakan besar," kata salah satu saksi mata, Zahid Khan, lapor kantor berita AFP.

Seorang saksi lain melihat penyerang memasuki masjid sebelum salat Jumat dan melepaskan "tembakan dengan pistol", memilih jamaah "satu per satu".

Dia "kemudian meledakkan dirinya", kata Ali Asghar.

Ledakan itu memecahkan jendela-jendela di gedung-gedung sekitar masjid. 

"Kami telah mengumumkan keadaan darurat di rumah sakit," kata Muhammad Asim Khan, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, yang mengonfirmasi jumlah korban terbaru.

Penduduk setempat telah membantu mengangkut orang mati dan terluka dengan mobil atau sepeda motor mereka.

Hingga saat ini, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Kekerasan Sektarian

Berjarak hanya 50 kilometer dari perbatasan dengan Afghanistan, Peshawar sering menjadi sasaran gerilyawan pada awal 2010-an, tetapi keamanan telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, mayoritas Sunni Pakistan baru-baru ini berjuang melawan kebangkitan cabang domestik Taliban, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

Keberhasilan Taliban Afghanistan meraih kekuasaan menimbulkan kekhawatiran akan penguatan TTP, yang menargetkan Muslim Syiah di masa lalu.

Syiah di wilayah tersebut juga menjadi sasaran kelompok ISIS iterasi regional, Islamic State Khorasan (ISK).

Ribuan orang telah tewas, kebanyakan dari mereka Syiah, dalam kekerasan sektarian Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

***(Sumber: BBC/AFP, NDTV; foto: BBC UK)