Diskusi Forum JARI, Ganjar Pranowo Paparkan Penegakan Hukum Hingga Pangan
KABARINDO, JAKARTA- Bakal Calon Presiden di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo menghadiri diskusi yang digelar Forum Akademisi Jaringan Indonesia (JARI) dengan tema "Menatap Indonesia Masa Depan" bersama ratusan akademisi yang berasal dari berbagai PTN, PTS se-Indonesia, Profesor, Doktor, Rektor, Dekan di Theatre Eahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/23) malam.
Sebagai panelis ditunjuk yaitu Suparji Ahmad, Sofyan Sjaf, Taufiq Fredrik Pasiak, Airlangga Pribadi, Firdaus, Djufri Rays Pattilouw, dan moderator Maria Anneke, Hamid Basyaib serta didukung dan dihadiri Deddy Yevry Sitorus Sekretaris Rumah Aspirasi Ganjar Pranowo Presiden 2024 sekaligus Sekretariat Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dikatakan Koordinator Nasional JARI Taufik Hidayat, para akademisi di antaranya berasal dari Universitas Pattimura, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta, serta berbagai kampus Universitas Islam Negeri dari Jogjakarta, Salatiga dan sebagainya.
"Acara hari ini sebenarnya semacam tantangan gagasan dari Bapak Ganjar yang dihadiri anggota JARI yang tergabung dari mantan aktivis HMI, KAHMI, BBMI, PGMI, hingga rekan dari luar negeri seperti Ahyar mantan Ketua PPI Dunia alumni S3 di China, serta KH. Nurul Huda (Enha) dari Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, Tambun-Bekasi," katanya kepada para wartawan.
Dilanjutkannya, peran ini dimunculkan sebagai bagian dari memperkuat citra publik dari Ganjar Pranowo sebagai sosok calon Presiden yang siap dengan konsep dan gagasan kepemimpinan Indonesia di masa depan.
"Kebetulan beliau lima tahun bersama saya saat di Komisi 2 DPR RI. Jadi saya yakin bisa membangun dan terpenting diperluas persepsi di kalangan akademisi," paparnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo memaparkan konsep dari demografi Indonesia, pendidikan, kesehatan, pangan hingga penegakan hukum.
"Menatap cita-cita Indonesia emas 2045, raih GDP Ranking 5, pertumbuhan 6,6 persen, dan pendapatan perkapita 15.000 USD. Jika ini bisa dicapai Indonesia bisa zero povertu rate dengan ekonomi berkelanjutan," imbuhnya.
Konsep selanjutnya dengan pendidikan gratis sejak awal masuk sekolah hingga SMA dan menurunkan stunting AKI & AKB. Lalu menerapkan layanan mental health di setiap kampus dan puskesmas di mana satu keluarga miskin satu sarjana, satu desa satu puskesmas/pustu satu dokter hingga jaminan hari tua untuk semua lansia-kenaikan angka harapan hidup dan kebahagiaan.
"Investasi kesehatan sangat penting, jadi olahragalah setiap hari dan makan makanan yang sehat. Jika sudah sampai sakit hingga berobat ke luar negeri, seakan-akan tidak percaya dengan lembaga kesehatan di Indonesia," katanya.
Sedangkan konsep pangan, yaitu menerapkan smart distribution, smart farming, dan smart fishing. Stok pangan, komponen cuaca dan kondisi lahan. Stabilitas harga (pangan dan pendukung pertanian), modernisasi (sarana prasarana pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan.
Kemudian konsep penegakan hukum di mana mengedepankan kedaulatan hukum untuk masyarakat. Pertama pendidikan hukum sejak dini (korupsi, terorisme, narkoba, ITE), peningkatan utilisasi surveillance di ruang publik. Satu data singke identity untuk keperluan penyelidikan, akses pengadilan pidana-perdata yang mudah dan terjangkau.
"Masalah penegakan hukum kembali pada aktor hukum itu sendiri. Contoh baik aktor hukum yang baik dari lembaga kepolisian adalah Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso dan Prof. Dr. H. Baharuddin Lopa, S.H., M.H. Jadi kita harus menguatkan lembaga kejaksaan, KPK, dan Kepolisian," pungkas Ganjar Pranowo. Foto: Orie Buchori/KABARINDO.com
Comments ( 0 )